من يرد
الله به خيرا يفقهه
في الدين
“Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan padanya, Allah
akan faqihkan ia dalam masalah agama (ini).” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Demikianlah mengapa pemberian tsaqofah Islam menjadi perkara
yang harus kita berikan pada anak-anak. Tak boleh ditinggalkan. Masalahnya
adalah dalam kondisi pendidikan berpusat di rumah seperti sekarang, sementara
kita bukan orangtua yang serba bisa. Maka kita bisa memilih yang paling penting
dari yang penting.
Fiqh Amal Keseharian
Berdasakan kaidah hukum syara, “Al-aslu fil af’al ath
thoyidu bi ahkami syar’iy (asal perbuatan terikat hukum syara’), maka tentu
saja yang harus kita pelajari dan ajarkan pada anak-anak adalah semua hukum
syara dari amal harian kita.
Mulai dari thoharoh, shalat, muamalah seperti tata cara jual
beli, cara melakukan birul walidain dan menuntut ilmu, hingga kewajiban dan
cara berdakwah. Sebab hari-hari kita pasti melakukan itu semua. Tanpa mengetahui
tata cara pelaksanaannya sesuai tuntunan syara tentu bisa membawa pada amal
yang sia-sia bahkan bisa salah dan malah menghasilkan dosa.
Membaca Al-Qur’an dengan Baik dan Benar
وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ
تَرْتِيلا
“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan tartil.” (QS. Al-Muzammil:
4)
Menurut para mufasir, makna tartil adalam membaca dengan jelas huruf demi huruf sesuai makhrojnya dan membacanya berdasar tajwid. Karenanya belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar adalah kewajiban. Lebih dari pada itu dalam fiqh shalat, salah satu rukun qauli (ucapan) adalah membaca surah Al-Fatihah dengan benar.
لا صلاة
لمن لم يقرأ بفاتحة
الكتاب
“Tidak sah shalat orang yang tidak baca al-Fatihah” (HR:
Bukhari-Muslim)
Menurut ulama fiqh jika shalat dengan bacaan Al-Fatihah
salah hingga menyebabkan berubah artinya bisa menyebabkan shalat tidak sah. Maka
hal ini mempertegas kembali kewajiban dan pentingnya belajar membaca Al-Quran dengan baik dan benar.
Belajar Bahasa Arab
تَرَكْتُ فِيكُمْ
أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوا مَا
تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ
نَبِيِّهِ
“Aku tinggalkan sesuatu bersama kalian, jika kamu berpegang
teguh padanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu Kitabullah dan
Sunnahku.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’ 2/899) [1]
Bagaimana kita bisa berpegang pada Al-Quran dan Hadis kalau
kita tidak memahami apa yang ada di dalamnya. Atas dasar itu maka wajib bagi
kita mempelajari bahasa Arab semampu kita.
Selain itu harus kita ketahui bersama asal mula kemunduran
Islam adalah bermula dari tidak diperhatikannya lagi bahasa Arab. Akhirnya
generasi muslim saat itu kehilangan kemampuan untuk melakukan penggalian hukum
dari Al-Quran dan Hadis. Pintu ijtihad pun ditutup, karena memang seorang
mujtahid harus memiliki keahlian khusus baru boleh melakukan ijtihad, salah
satunya memahami Bahasa Arab.
Hal itu berimbas pada tidak terselesaikannya banyak masalah
baru yang terjadi seiring bertambah luasnya wilayah kaum muslimin dan
berkembangnya kehidupan mereka. Al-hasil banyak yang merasa Islam tidak mampu
menjawab masalah dan akhirnya menerima aturan asing yang gencar ditawarkan
Barat.
Generasi berikutnya semakin tak memahami Al-Quran meski
mereka membaca dan mengkhatamkannya berkali-kali bahkan menghafalnya. Maka mereka
pun tak sadar bahwa banyak kehidupan hari ini yang jauh bahkan bertentangan
dari isi Al-Quran dan hadis. Karenanya hingga hari ini kaum mulimin
kehidupannya semakin sempit.
Hal ini merupakan penampakan dari firman Allah swt, “Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta”. (QS Thaha [20] : 124).
Karenanya mempelajari
Bahasa Arab ini selain wajib juga menjadi kebutuhan umat Islam agar bisa
kembali memahami dua pusaka warisan Rasulullah saw lalu menjalankannya kembali
dalam kehidupan. Dengannya niscaya kehidupan kita akan berlimpah berkah sebagaimana
janji Allah swt.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’rof: 96)
Demikianlah 3 jenis tsaqofah Islam yang harus terus
diajarkan pada anak-anak meski dalam kondisi keterbatasan seperti sekarang. Caranya
bisa dengan kita dan anak sama-sama belajar melalui kelas-kelas Online. Adapun bagi
anak-anak yang masih kecil kita bisa ajarkan yang simpel dulu dengan bahasa
yang bisa mereka pahami.
Selamat menjadi orangtua seutuhnya, dan tetaplah bahagia.
Salam Bahagia!
@umi_diwanti
#CreatornulisKeren
#Istimewa
#Masterhabits
#HabitIsHebat
#HebatIsHabits
#WaniNulis
#KaryaHariKe03
#IndonesiaMenulis
Posting Komentar