Home Artikel Menolak Kampanye #NoHijabDay
Menolak Kampanye #NoHijabDay
By Umi Diwanti At Februari 03, 2020 1
Oleh: Umi Diwanti
1 Februari adalah hari hijab sedunia atau dikenal World Hijab Day. Bermula di Bronx, New York Amerika Serikat tahun 2013. Digagas oleh Nazwa Khan yang kerap mengalami diskriminasi saat mengenakan hijab. Menurutnya satu-satunya cara untuk mengakhiri diskriminasi adalah dengan meminta teman dan saudara perempuannya untuk memiliki pengalaman sendiri mengenakan hijab.
Tahun 2017 gerakan ini diakui New York. Pada tahun yang sama, House of Commons menyelenggarakan acara yang menandai hari itu. Dihadiri oleh mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Sejak saat itu gerakan memakai hijab ini terus membesar. Hingga saat ini tak kurang dari 190 negara turut merayakannya setiap tahun. (okezone.com, 1/2/2020)
Sudah sunatullahnya kebenaran dan kemaksiyatan akan terus bergesekan. Menyaksikan perkembangan World Hijab Day, kaum feminis tak tinggal diam. Mereka pun membuat kampanye tandingan, gerakan tanpa hijab atau dikenal No Hijab Day. Hijab dianggap bentuk pengekangan pada perempuan. Taknbebas berekspresi. Sehingga harus dibebaskan. Bagi mereka "Tubuhku Otoritasku" adalah harga mati.
Jadi aksi #NoHijabDay ini muncul sejak 2014. Setahun saja berselang setelah World Hijab Day. Hanya saja di Indonesia baru-baru ini semakin menyeruak. Selepas adanya pernyataan dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, bahwa jilbab itu tidak wajib. Kemudian muncul seorang yang mengaku ustadz pecinta kedamaian. Yang dengan bangga telah sukses membuat istrinya melepas hijab. Demi menyelamatkan perempuan Indonesia dari gerakan Arabisasi, katanya.
Ia juga mengaku telah banyak menginspirasi muslimah lain untuk tidak berjilbab sejak 3 tahun silam. "Tahun 2017 saya buat tulisan jilbab tidak wajib, banyak perempuan yang mulai berani tidak berjilbab. Ada yang tadi mau berjilbab lalu tidak jadi. Ada yang menghina saya di facebook habis-habisan malah saya lihat sudah mulai tak berjilbab lagi. Dulu memajang photo berjilbab, kini tidak lagi berjilbab. Saya rasa memang setiap wanita harus berani berjuang untuk tidak berjilbab." (redaksiindonesia.com, 17/1/2020)
Semakin ke sini, para pendakwah kemasiyatan ini semakin bertambah berani menyuarakan bahwa jilbab (kerudung) tidak wajib. Salah satunya seorang perempuan yang menggelari dirinya sebagai Syekha, Gayatri yang mengklaim terserang penyakit autoimun karena berhijab, berani membuat surat terbuka. Menantang mubahalah terkait hukum hijab ini, pada seorang Ustadz yang secara lantang menolak gerakan dehijabisasi. (redaksiindonesia.com, 21/1/2020)
Aneka dalih mereka tumpahkan untuk menutupi dalil-dalil syar'i yang bertebaran dalam Al-Qur'an maupun hadist mulia seorang manusia panutan. Mulai dari fakta tidak satupun istri kepala negeri ini berkerudung, anak Raja Arab pun tak berkerudung hingga Alasan defisit vitamin D, dll.
Mirisnya, ide rusak dan merusak ini dibiarkan begitu saja. Hingga dalam perhelatan hari hijab internasional 1 Maret ini, segelintir orang yang tergabung dalam Indonesia Hijrah berani-beraninya secara terbuka mengadakan sayembara No Hijab Day. Muslimah diajak memajang foto tanpa hijab disertai cuplikan tulisan pengalaman lepas hijab di sosial media. Disediakan hadiah bagi yang terpilih. (mysharing.co, 30/1/2020)
Tahun ini boleh jadi belum ramai terpublikasi. Sayembaranya masih sepi peserta. Tapi ingatlah jika ini terus dibiarkan tanpa ada tindakan tegas dari penguasa. Tidak menutup kemungkinan di tahun-tahun mendatang pengikutnya akan membludak. Keburukan yang diulang-ulang akan menjelma seperti kebenaran yang kemudian dijadikan ikutan.
Siapa yang menjamin mereka yang terpapar lepas hijab bukan anak cucu kita? Naudzubillah tsumma naudzubillah. Padahal menutup aurat dalam pandangan Islam termasuk perkara wajib. Bahkan tidak ada perbedaan pendapat dikalangan imam mazhab. Bahwa perempuan wajib menutup seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Rasulullah saw pernah bersabda, “Asma’, sungguh seorang wanita itu, jika sudah haidh (sudah balig), tidak boleh terlihat dari dirinya kecuali ini dan ini.” Beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangan beliau (HR Abu Dawud).
Berdasarkan hadis ini, Az-Zarqani berkata, “Aurat wanita di depan lelaki Muslim ajnabi (non-mahram) adalah seluruh tubuh selain wajah dan telapak tangan” (Syarh Mukhtashar Khalil, 176).
Karena menutup aurat adalah kewajiban. Maka sebagaimana kewajiban lain, jika ditinggalkan otomatis ada balasannya. Bahkan ancaman bagi mereka yang tak behijab sangatlah berat.
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)
Cara Efektif Menolak Kampanye Maksiat
Dari beberapa kejadian jelaslah bahwa sistem sekuler adalah karpet merah bagi beredarnya segala ide rusak dan merusak. Tersebab prinsipnya bahwa Tuhan tak perlu ikut-ikutan mengatur kehidupan ini lah semua prilaku manusia dibebaskan. Tak heran jika beberapa waktu lalu sebuah disertasi berisi penghalalan seks nonmarital pun bisa mendapat nilai sangat bagus. Apalagi sekedar dehijabisasi.
Sementara, ide Islam yang mengajak pada kebaikan dan membentengi umat dari segala bentuk kemaksiatan justru ditolak habis-habisan. Para penyerunya kerap dipermasalahkan. Hingga ada yang dikriminalkan. Hasilnya, orang-orang keblinger, berani menentang aturan Tuhan, makin hari makin banyak bermunculan. Sangat berbahaya jika dibiarkan.
Kita tak boleh diam. Dan upaya paling efektif menolak kampanye No Hijab Day dan ide maksiyat lainnya adalah dengan menolak sistem sekuler yang selama ini merupakan pintu masuknya.
Tegakan sistem kehidupan Islam. Niscaya anak cucu kita akan selamat dari berbagai kesesatan pikir dan tindakan. Tak hanya itu, dengan aturan paripurna dari Dzat yang Maha Sempurna tak mustahil bagi negeri ini menjadi adidaya. Menjadi mencusuar perdaban mulia di dunia. Insyaallah. []
#HijabWujudTaatAllah
#HijabItuKehormatan
#HijabIdentitasMuslimah
#TolakAjakanMaksiat
#JanganMauKembaliJahiliyah
#HijabItuPerintahAllah
#AuratTerbukaItuMaksiat
#HijabEveryDay
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Sadly, this corrupt and destructive idea is left alone. Muslim women are invited to display photos without the hijab. Prizes are provided for the chosen one.
BalasHapus