Saat Ananda Disakiti Temannya, Ajari Bersabar atau Lawan?


Oleh: Umi Diwanti


Pernah gak Bunda mengalami, ananda pulang-pulang nangis dan bonyok gegara dipukul temennya? Apa kira-kira yang Bunda lakukan ke Ananda?

"Halah kamu, gitu aja nangis. Balas sana! Kalo di rumah aja, sama sodara sendiri gak pernah ngalah! Giliran sama orang gak berani."

"Sakit ya? Sini Bunda obatin. Sabar ya sayang. Orang sabar disayang Tuhan. Ntar juga sembuh."

"Mana yang sakit? Sini Bunda tambahin. Kamu emang di mana-mana sukanya bikin masalah. Gak mungkin diapa-apakan temen, kalau kamu gak nakal."

Mana yang Bunda pernah lakukan? Atau malah kebingungan mau ngomong apa ke ananda.

Naluri sebagai Emak pasti gak terima kalau anak kita disakiti orang. Tapi kalau kita suruh balas, rasanya juga kok kurang bijak ya. Kayak nyuruh berantem gitu deh jadinya. Kalau selalu diminta sabar, ini juga gak tepat. Sabar itu atas ujian bukan atas kezaliman ya Bund.

Maka yang pertama harus kita lakukan adalah tarik nafas panjang. Lho? Heee, tarik nafas dulu biar tenang dan jadi bisa berpikir jernih. Kata orang hati boleh panas, kepala harus tetap dingin.

Nah kalau sudah tenang, kita harus memastikan dulu faktanya bagaimana. Apakah anak kita ada andil atas kejadian tersebut atau anak kita murni korban. Caranya?

Biarkan ananda bercerita sampai tuntas versi dia. Jangan disela. Perdalam informasi dengan kalimat tanya.

"Sebelum Adek dipukul, Adek lagi ngapain? Di sana ada siapa aja? Temennya bilang apa sebelum mukul Adek? dll.

Setelah itu tenangkan dulu ananda. Jangan lupa ya Bund itu bonyok atau benjolnya sambil diobatin. Jangan keasikan investigasi lupa diobati. 😁

Kedua, agar sikap kita lebih bijak, jangan langsung menelan bulat-bulat informasi dari ananda. Bukan kita tak percaya tapi yang namanya berseteru, semua pihak pastilah merasa benar. Itu fitrah. Jadi kita juga perlu cari informasi versi lain.

Bisa langsung ke anak yang berantem dengan anak kita tadi, jika Bunda kenal. Atau temen yang menyaksian kejadiannya. Ke ibu gurunya jika di sekolah. Atau ke orangtua si anak yang memukul anak kita.

"Maaf Bund, mau nanya aja nih, anak Bunda ada cerita gak Bund, kalau hari ini sedang ada masalah sama anak saya?" Lalu tanyakan gimana cerita versi anak itu.

Just nanya ya Bund, jangan langsung labrak. Big No! Ntar malah kitanya yang berantem.

Anak-anak mah kalo berantem se-jam kemudian juga sudah baikan lagi. Tapi kalo ortunya ikut berantem bisa nunggu bulan dua baru baikan. Wkwkk.

Dan ini pun kalau kita memang sudah akrab sama ortunya lawan berantem anak. Kalau gak, ini sensitif. Skip aja jika malah beresiko salah paham.

Ketiga, setelah informasi versi lain sudah kita dapatkan. Saatnya berikan nasihat yang tepat.

Jika memang anak kita sumber masalahnya, nasehati agar tidak mengulangi. Sampaikan, bukan hanya temannya yang tidak suka tapi Allah dan Rasul juga gak suka sama orang-orang yang suka cari masalah.

"... Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Penting untuk membuat program sounding ke  ananda dengan berbagai cerita tentang bagaimana kesudahan orang-orang yang suka membuat masalah. Dan sebaliknya, keberuntungan orang yang selalu menebar kebaikan.

Jika masalahnya ada di anak orang, maka ajari mereka untuk berani menasihati temannya. Bahwa beramar ma'ruf nahi mungkar itu adalah sebuah kemuliaan.

Dan jika si anak melakukan perbuatan yang membahayakan, ajari anak untuk siap menagkis. So, dalam hal ini kita perlu mengajarkan ilmu bela diri. Bukan untuk sesombongan tapi buat menjaga diri.

Ingatkan ananda agar tidak main hakim sendiri meskipun orang yang salah. Tapi segera mencari bantuan orang dewasa. Jika di sekolah tentu saja melaporkan pada guru.

Keempat, antisipasi dalam masalah ini penting. Yakni ananda kita ajari sikap rendah hati. Suka menolong dan berbagi. Baik ilmu maupun makanan.

Hal ini akan membuat ananda disukai teman-temannya dan menghindarkannya dari amarah dan kekerasan dari temannya.

“Orang-orang yang mengasihi dirahmati oleh Ar-Rahman (Yang Maha Pengasih), kasihilah yang ada di bumi nicaya Yang di langit akan mengasihi kalian” (HR Abu Dawud)

"Barangsiapa yang tidak menyayangi maka tidak disayangi.” (HR Al-Bukhari dan Muslim)

Semoga ananda kita bisa menjadi sosok yang disenangi teman-temannya. Pelopor dalam kebaikan. Bertanggung jawab. Berani dalam menyampaikan kebenaran dan pantang melarikan diri dari masalah. Aamiin ya Robbal alamiin. []

Posting Komentar

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates