Oleh: Umi Diwanti
Anak-anak adakalanya membangkang. Namanya juga anak-anak. Meski demikian ini gak boleh dibiarkan. Sebab kewajiban anak adalah patuh pada orangtua. Yang melawan akan berdosa.
Karenanya kita harus menanamkan sikap patuh pada orangtua sedini mungkin ke anak-anak kita. Sayang kadang harapan dan yang kita lakukan tak sejalan.
Maunya anak tumbuh jadi anak nurut. Tapi yang kita lakukan malah bikin anak kita cenderung membangkang. Sikap yang bagaimana itu? Diantaranya adalah sbb.
Pertama, standar baik buruk dari kita selama ini belum jelas. Kadang untuk urusan sepele kita marah besar. Semisal anak numpahin air.
Dan di waktu lain, saat anak melakukan kesalaham fatal semisal berbohong, gak shalat atau mengambil barang orang kita biasa-biasa saja.
Atau malah kadang kita marah-marah bukan karena anak salah. Tapi karena kita capek atau banyak pikiran. Sehingga di lain waktu, perbuatan anak yang sama kita biasa aja.
Anak membangkang kadang bukan karena sengaja tapi karena mereka gak tahu mana salah mana benar.
Diantaranya karena standar kita melarang dan menyuruh, marah dan memberi hadiah sekedar mengikuti perasaan. Bukan aturan baku yang Allah tetapkan.
Kedua, antara perkataan dan perbuatan kita tidak nyambung. Kita minta anak rajin belajar, sementara anak tak pernah liat kita pergi ke majelis ilmu. Kita minta anak laki-laki kita shalat di Musola, tapi ayanya jarang ke Musola.
Kita larang anak main game, ternyata ayahnya sering main. Ngelarang anak nonton TV, emaknya sering nonton drakor atau sinetron. Minta anaknya gak boleh kasar, tapi setiap hari kita ngomong kasar.
Secara tak sadar itu akan mengurangi wibawa kita di hadapan anak. Akhirnya mereka cenderung membangkang.
Ketiga, kurang penjelasan. "Jangan kayak gitu!” “Pokoknya harus kayak gini!” Tanpa penjelasan. Akhirnya anak bingung dalam diam. Gak jelas kenapa ini gak boleh kenapa itu gak boleh.
Atau kita ngasih alasannya yang salah. Misal, “Nak kamu gak boleh pacaran lho ya. “ “Kenapa Bund?” “Masih kecil, nanti ganggu sekolahnya lho.”
Maka saat anak merasa sudah tidak kecil lagi dan tidak mengganggu pelajaran, anak akan mengindahkan nasihat kita.
Keempat, sikap berbeda kita saat tak ada orang dan ada orang. Kadangkala kita para ortu memang suka ja-im.
Malu dong kalau banyak orang ngomel-ngomel. Malu kalau menampakan murka di hadapan tamu. Akhirnya anak paham, kalau ada orang, orangtuanya gak bakal berani macam-macam.
Kelima, pemakluman yang berlebihan. Entah karena memahami anak kecil belum dihisab atau karena terlalu sayang. Sehingga anak mau apa saja tak mengapa.
Anak ngerecokin anak lain, kita cuma kasih senyum sambil minta maaf ke anak lain itu. Semenatara anak kita sendiri gak dinasihati.
Malah saya kadang miris jika ada orangtua yang mau nuruti apa aja kemauan anaknya secara berlebihan karena si anak punya prestasi di bidang tertentu.
Termasuk si anak berprestasi dalam hafalan. Banyak dibanggakan. Lalu seolah untuk membayar semua itu kita tak boleh marah pada setiap ulahnya.
Mungkin Bunda punya pengalaman lain. Sikap orangtua yang justru menstimulasi anak untuk membangkang. Yuk kita sharing. Supaya kita bisa sama-sama menghindari.
Semoga anak-anak kita tumbuh jadi anak yang patuh pada orangtuanya karena paham itu adalah salah satu kewajiban dari Allaj. Bukan sekedar agar orangtuanya gak marah. Aamiin.
Salam Bahagia
Buat Semua Bunda
Betul Bunda, soal kita jadi teladan dan contoh bagi anak. Karena anak pasti akan meniru. Semoga kita bisa menjadi teladan yang baik, aamiin
BalasHapusPoin nomor 5 itu cukup berbahaya. Bisa menjadi senjata makan tuan. Semoga kita bisa menjadi orang tua yang memposisikan diri dengan baik di hadapan anak sehingga anak pun dapat memberikan posisi terbaiknya di depan orang tua.
BalasHapusPoin nomor 4 itu mba memang sering terjadi sepertinya. Mempunyai anak berarti belajar dan berubah ya kak. Belajar menjadi teladan yang baik. Berubah menjadi lebih baik agar anak mendapat teladan yang baik ^^
BalasHapusPerkara mendidik anak ini gampang2 susah yaa mba, kadang benar kita lagi capek banget terus anak bikin kesalahan duhh kalau gak di kontrol malah gak bisa dibedakan. anak yg salah atau emosi kita yg terlalu lebay
BalasHapusmemang ya sebagai orang tua sebaiknya kita memberikan contoh yang terbaik agar anak juga meniru yang baik dari kita
BalasHapus