Agar Bunda Bisa Woles Saat Anak-anak Selalu Bertengkar


Oleh: Umi Diwanti


"Jaraknya mepet sih! Jadinya bertengkar terus"
"Laki semua sih, jadinya ya selalu gelut."
"Anak cewek sama cewek ya gitu, gak bisa kumpul mesti berantem. Ada aja yang dipermasalahkan."

Ternyata itu semua gak bener lho Bund. Yang bener apa dong? Yang bener dan banyak faktanya itu, Kakak Adik itu jaraknya jauh deket, mau sejenis atau lawan jenis ya sama aja, mesti sering bertengkar.

Jika pun ada yang anteng. Selalu damai tentram. Itu mungkin hanya nol koma nol nol nol sekian dari anak-anak yang ada. Bener gak Bunda? Wkwkk

Jadi kita sebagai Bunda harus bagaimana? Berharap mereka berhenti bertengkar di usia yang masih anak-anak itu ibarat merindu bulan di tengah siang.

Daripada kita capak sendiri, mending kita kerjain yang lain sampai malam datang dan bulan pasti akan menyapa. Ya, seiring sempurnanya akal mereka, suatu hari pasti berhenti sendiri.

"Tapi kan kita jadi emosi kalau terus liat mereka kelahi. Jadi gimana dong?"

Nah sebenarnya masalah anak sering bertengkar sesama saudaranya itu ya di situ. Munculnya emosi kita saat menghadapi. Maka itulah yang sebenarnya harus kita cari solusinya. Beberapa trik berikut bisa membuat kita sedikit woles.

Pertama, wahai Bunda sadarilah anda tidak sendiri. Semua ibu yang anaknya lebih dari satu pasti mengalami. Jadi jangan anggap ini 'kutukan' bagi Bunda lalu akhirnya stres memikirkan. 

Jangan mudah menyimpulkan hanya dengan pertemuan singkat dengan anak orang lain. Karena belum tentu yang kita lihat itu kenyataan. Saya sering menyapa anak orang, "masya Allah anaknya anteng ya Bund, akur banget Kakak Adik".

"Ah gak juga Bund, kalau di rumah juga ribut terus." Kurang lebih begitulah jawaban para Bunda yang biasa saya sapa.

Dan saya percaya, karena kadang saya pun dapat komentar sama dari Bunda lainnya. Padahal saya tahu persis gimana 'gelutnya' anak-anak saya kalau di rumah.

Jadi percayalah Bunda, bahwa rata-rata anak di dunia ini memang begitu. Dengan merasakan banyak Bunda yang senasib sepenanggungan, niscaya beban pikiran kita akan menjadi lebih ringan.

Kedua, ubah sudut pandang kita. Bahwa di balik keaktifnya mereka itu pertanda mereka sehat. Bertengkarnya mereka juga demikian. Menandakan bahwa naluri baqo' (potensi mempertahankan diri) pada anak itu ada dan sedang berkembang.

Alhamdulillah, berarti anak kita normal Bund. Kebayang gak kalau anak kita no respon saat diganggu/disakiti orang? Ini justru tidak normal dan mengkhawatirkan.

Selain itu, biasanya anak yang sering ribut ini jika terpisah saling rindu berat. Bahkan biasanya gak mau terpisah. Ini pertanda bahwa anak-anak berkelahi itu justru karena mereka sangat dekat. Bukan karena saling benci. Jadi Bunda tak perlu sakit hati.

Ketiga, hanya saja tetaplah semuanya harus kita pastikan masih dalam batas keamanan. Maka pengawasan menjadi sangat penting. Juga hindarkan memberikan mainan yang bisa membahayakan pada anak.

Misal gunting, pisau atau benda bahaya lainnya harus disimpan di tempat yang aman. Karena anak-anak kita belum mengerti apa saja yang bahaya dan apa yang tidak. Segera lerai jika sudah main fisik berlebihan.

Keempat, berikan penjelasan dengan pendekatan syariat. Sampaikan hadis larangan membahayakan orang lain. Hadis janji Syurga bagi yang mampu menahan amarah.

Bisa juga hadis bahwa orang yang kuat dan hebat itu adalah mereka yang mampu menahan marah disaat punya kesempatan untuk marah.

Sampaikan juga, bahwa yang harus dimusuhi dan dilawan itu adalah musuh-musuh Allah dan kaum muslimin. Bukan saudara sesama muslim apalagi saudara sendiri.

Secara tak langsung kita telah menanamkan cara menyalurkan luapan amarah anak-anak ke tempat yang tepat. Meski mungkin tak langsung mereka praktikan, tapi ini akan menjadi maklumat berharga.

Sekali lagi, hindari melarang atau menyuruh anak tanpa memberikan alasan syar'i. Sehingga mau tak mau, di tahapan ini, sebagai Bunda kita harus punya banyak ilmu.

Semoga ini semakin memompa semangat kita untuk lebih rajin belajar lagi. Khususnya tentang Islam dan tehnik menyampaikan pesan/komunikasi. Biidznillah, kondisi ini justru menjadi salah satu jalan meningkatnya kemampuan diri para Bunda.

Kelima, meminimalisir penyebab pertengkaran. Biasanya rebutan sesuatu adalah asal mula pertengkaran. Maka upayakan membelikan sesuatu selalu sama. Meskipun sekedar warna.

Menurut pengalaman saya, maksud hati biar tidak tertukar, apadaya rumput tetangga selalu lebih hijau. Akhirnya berebut dan bertengkar juga padahal cuma beda warna.

Jika hanya bisa beli 1 atau sedikit, maka sebelum membelikan minta anak berjanji bahwa ini untuk bersama dan berbagi. Jika mereka tidak mau, pilih untuk tidak membelikan sekalian.

Jika dikasih orang bagaimana? Sampaikan hal yang sama, bahwa ini untuk sama-sama. Kalau tidak mau, bunda simpan saja dulu. Berikan setelah mereka menyepakati untuk mau berbagi atau bergantian.

Kalau berkelahi gegara ada yang suka usil ngerjain. Nasehati yang suka ngerjain dan kepada yang digodain agar bersabar. Jangan merespon, nanti yang goda berhenti sendiri.

Tapi jika masih kecil dan belum begitu mengerti, maka pisahkan. Pindahkan salah satu mereka ke tempat lain. Berikan kesibukan lain. Agar fokusnya teralihkan.

Keenam, berusaha bersikap adil di hadapan anak-anak. Kadangkala yang memicu mereka terus bertengkar adalah merasa tidak diperlakukan adil.

Si Kaka merasa adik yang selalu dibela dan dibelikan sesuatu. Maka dia akan selalu mencari masalah pada adiknya. Atau sebaliknya.

Ini memang tidak mudah apalagi pada si Kakak. Karena sebagai Bunda kita sering terlupa bahwa usia mereka hanya terpaut sedikit saja.

Kita sudah terlanjur memosisikan si Kakak harus mengerti. Lalu menuntutnya selalu mengalah pada adiknya. Padahal mereka sama-sama masih anak-anak. Sama-sama belum sempurna akalnya.

Ketujuh, tentu saja kita tak boleh melupakan kekuatan doa. Berdoalah pada Allah agar anak-anak kita saling kasih mengasihi. Saling memelihara dan menolong dalam kebaikan.

Sesekali dan bahkan lebih baik jika seringkali berdoa di hadapan anaknya langsung. Dengan suara keras. Semisal mereka sedang gelut-gelutnya bertengkar.

"Ya Allah jadikanlah anak hamba anak-anak yang solih/solihah, saling menyayangi dan tidak mau bertengkar lagi. Ya Allah berikanlah pahala yang lebih banyak pada yang mau mengalah duluan."

Doa yang didengar oleh yang didoakan itu biasanya mengena langsung di hati mereka. Membuat mereka tergugah untuk langsung berubah.

Kemudian, kita juga kudu berdoa dan minta doakan pada orang-orang yang doanya mustajab. Untuk diri sendiri, agar dikaruniai kesabaran berlipat ganda.

Karena masa-masa anak kecil memang begitulah keadaannya. Suatu hari setelah mereka dewasa rumah akan sepi kembali. Dan saat itu bisa jadi kita akan sangat merindukan kebisingan yang hari ini ingin kita hindari.

Demikian beberapa trik yang bisa kita coba saat menghadapi anak-anak yang sering bertengkar. Yang punya trik lain boleh tambahkan di komentar ya Bund. Semoga bermanfaat.

7 komentar :

  1. Memang perlu banyak-banyakin sabar ya Mbak, ^^.
    Jadi teringat mama sering bilang kalau cucu-cucu kecilnya ngumpul di rumah nenek, rumah jadi super bising. Kalau mereka pulang, rumah jadi kelewat sepi.

    BalasHapus
  2. "Kesabaran berlipat ganda," setuju sih mbak. Semoga.. aku turut mendoakan kepada semua orang tua di luar sana. Aku walau sudah berumah tangga, masih saja suka salut sama ibu2 yang membesarkan anak. Hebat memang. Apalagi yang tahu banyak soal parenting.

    BalasHapus
  3. MasyaaAllah sangat membantu Mbak. Saya juga dulu sama kakak senneo banget bertengkar, sekaro seiring waktu jadi paham sendiri, hehe

    BalasHapus
  4. bener banget sih kak. belajar bersikap adil. pemicu emosi anak salah satunya memang merasa tak diperlakukan adil itu bun. saya dulu sempat mengalaminya, tapi sama om saya yg seumuran dengan saya. sampai akhirnya uring2an dan saya kabur dari rumah :((
    tulisannya bermanfaat sekali

    BalasHapus
  5. MasyaAllah :') senang banget dapat bacaan begini, karena sebentar lagi juga ada adik kecil di rumah. Dan biasanya suka kesel liat ponakan berantem wkwk
    Semoga bisa selalu sabar dan mengontrol emosi saat berhadapan dengan anak-anak nanti.

    BalasHapus
  6. Yang penting berkelahinya itu masih wajar ya mbak, asal jangan berantem yg udah di luar batas aja. Emang kaka adek kebanyakan gitu sih ya.

    BalasHapus
  7. jadi ingat anak-anak di rumah. si sulung suka marah kalau adiknya megang mainannya. tapi kalau adik nangis dia langsung membisai. hihi

    BalasHapus

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates