Jangan Pernah Menyerah dalam Beramal Soleh


Memulai beramal soleh itu gak mudah. Mempertahankannya jauh lebih susah.

Mengawali nutup aurat itu berat. Mempertahankannya tetap syar'i di tengah arus kapitalisasi pakaian muslim itu jauh lebih berat.

"Ya elah udah kayak ustadzah aja."
"Eh pakai yang ini aja, kan nutup aurat juga, jadi tetap modis tau. Daripada pakai karung goni gitu kemana-mana."
"Tu kan susah dapat jodohnya, habisnya terlalu rapet sih nutupnya."

Ups, emangnya kalau dibuka gitu bisa cepet jodohnya datang? Ntu banyak yang full kebuka gak laku-laku juga. Jodoh mah urusan Allah.

***

Meninggalkan riba itu berat. Istiqomah gak akan bersentuhan lagi dengan riba dan keturunannya itu juga perlu perjuangan. Apalagi keluarga dekat ikut mengucilkan.

"Kalian ini gak waras, di mana-mana orang rebutan kerja seperti kamu. Lha kamu malah resign. Tu khan, hidup jadi melarat. Dikasih enak, malah cari susah sih!"

***

Nah ada nih yang lebih susah lagi. Mau tau gak? Saat istiqomah itu lebih susah dari memulai. Maka mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan itu berkali lipat susahnya.

Saat kita berubah ada yang cuma diam. Saat kita sudah mulai ngajak-ngajak biasanya banyak yang mulai menjauh, menghindar bahkan memusuhi.

Ya, begitulah sunatullahnya. Sebagaimana Rasulullah. Dari lahir beliau baik, istiqomah baik. Sikap Kafir Quraisy baik-baik saja. Namun saat mulai ngajak-ngajak, mulai deh Quraisy bertindak. Hingga menyepakati gelar tukang sihir lewat perkataan pada orang yang awalnya mereka dijuluki al-Amin. Berubah drastis 180 derajat.

Nah apalagi saat mulai disadari bahwa ajakan Rasul itu ke arah idealisme kehidupan. Artinya bakal ada perombakan kebiasaan turun temurun yang sudah terlanjur dicintai kebanyakan warga Mekah.

Mulailah Kafir Quraisy menyiapkan strategi membungkam dakwah Rasulullah. Mulai dari fitnah hingga boikot, bahkan pembunuhan.

Jadi jangan kecewa dan berhenti kalau sekarang saat mulai mengajak orang kembali pada Islam itu banyak yang gak mau. Mengindar bahkan mungkin memusuhi.

Teruslah semangat! Sebab Allah tak menilai amal kita dari seberapa banyak orang yang mau diajak. Melainkan seberapa besar upaya kita dalam mengajak.

Semua yang kita usahakan tercatat rapi dalam Kitab Allah Swt.

"Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab (catatan amal) yang dijumpainya terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini menghitung amalanmu sendiri”." (al-Isrâ:13-14)


By. @umi_diwanti

Posting Komentar

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates