Bahaya Membanding-bandingkan Pasangan

 

Samara itu jika hingga tua tetap setia. Sehidup sesyurga. Harusnya tak ada pandangan beda sejak muda hingga menua bersama. Namun tak dipungkiri, sejalan usia pernikahan seringkali membuat si dia tak lagi sempurna dalam pandangan kita. Menjadi banyak cela yang membuat kecewa.

Seringkali, itu semua bukan karena si dia berubah. Namun salah satunya karena kita sering menelan bulat-bulat cerita pasangan lain terhadap pasangannya yang terkesan begitu luar biasa. Lalu kita bandingkan dengan pasangan kita.

"Kok suamiku gak seromantis dia ya? Cuek banget. Gak kayak suaminya si Anu." Padahal dulu kau suka sikap cool-nya itu.

"Kok istriku gak bisa apa-apa kayak istrinya si Anu ya? Gak semandiri rekan kerjaku di kantor. Bisanya cuma minta ini dan itu." Padahal dulu permintaan manjanya lah yang selalu kau tunggu-tunggu.

Apalagi kalo ada yang mungkin gak sengaja mendaratkan pernyataan di telinga kita. "Suamimu datang mana-mana kok gak pernah bawa apa-apa buat kamu dan anak-anak? Kalau suami saya tuh minimal bawa makanan kesukaan kami."

Beuh langsung deh, penilaian kita pada pasangan berubah drastis. Jadi banyak kurangnya deh di hadapan kita. Padahal ya dari dulu dia begitu. Kenapa baru sekarang kita merasa bermasalah? Ya, betul. Karena sekarang ada pembandingnya.

Gak ada orang jelek kalau gak bersanding dengan orang cantik. Pun tak ada orang tinggi kalau tidak disanding dengan orang pendek. Maka jelaslah kenapa pasangan kita jadi banyak kurangnya tersebab kita selalu menyanding dengan kelebihan orang lain. Sedanglan kelebihannya tak pernah kita perhitungkan.

Yang demikian sangat berbahaya bagi kelangsungan rumah tangga. Lama-lama keharmonisan berkurang. Rentan goncang hanya karena perkara remeh dan sepele. Dan tahukah kita, hancurnya rumah tangga adalah prestasi terbaik pasukan syaitonirrojiim.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ إِبْلِيْسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُوْلُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيْءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُوْلُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيْهِ مِنْهُ وَيَقُوْلُ نِعْمَ أَنْتَ

“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air (laut) kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnahnya. Datanglah salah seorang dari bala tentaranya dan berkata, “Aku telah melakukan begini dan begitu”. Iblis berkata, “Engkau sama sekali tidak melakukan sesuatupun”. Kemudian datang yang lain lagi dan berkata, “Aku tidak meninggalkannya (untuk digoda) hingga aku berhasil memisahkan antara dia dan istrinya. Maka Iblis pun mendekatinya dan berkata, “Sungguh hebat (setan) seperti engkau” (HR Muslim IV/2167 no 2813)

Karenaya, mari kita tutup mata dan telinga pada hal apapun yang membuat sayang dan ta'zim kita pada pasangan berkurang. Siapa jamin yang kita lihat dan dengar pada pasangan orang lain itu sepenuhnya benar?

Bisa jadi mereka yang suka cerita kebaikan pasangan itu bukan karena pasangannya tak punya cela. Bisa jadi mereka adalah orang yang pandai melihat kebaikan pasangan dan menutup kekurangan pasangan.

Bahkan sangat mungkin apa yang menjadi kelebihan suami kita justru adalah kekurangan pasangan orang. Namun mereka pandai menyembunyikannya. Syukuri apa yang ada, niscaya bahagia lebih terasa.

#nasihatdiri
#nasihatrumahtangga
#keluargasamara
#sehidupsesyurga
#kenalikarakterpasangan
#berbaiksangkapadapasangan

@umi_diwanti

Posting Komentar

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates