Bahaya Menyemai Bibit Durhaka pada Anak


Dalam kehidupan rumah tangga tak selalu ceritanya indah. Ibarat buah-buahan saat seserahan yang aneka rupa itu. Ada manis, hambar, asem bahkan pahit.

Ya, pasangan kita adalah manusia sebagaimana kita. Adakalanya menyenangkan ada kalanya menyebalkan. Dia punya kelebihan juga punya kekurangan.

Jika di awal pernikahan, kekurangan pun nampak baik apalagi kelebihannya. Sebaliknya, seiring waktu kelebihan mulai tak nampak, kekurangan mulai membosankan.

Bagi sebagian, kekesalan hanya sesaat. Setelah rehat akal kembali sehat. Kasih sayang kembali menyemburat. Namun bagi sebagian lainnya kekesalan terus menumpuk jadi kebencian.

Saat kesal baik sesaat apalagi permanen membuat kita sadar atau tidak sering merapalkan keburukan pasangan. Ini hal buruk.

Apalagi jika sampai di dengar anak-anak. Maka itu artinya kita tanpa sadar sedang menyemai bibit kebencian anak kita pada pasangan kita, ayah/ibunya.

Ayah, Bunda, anak-anak adalah peniru ulung. Apa yang mereka dengar dan lihat adalah guru mereka. Bagaimana kita minta mereka bebakti pada orangtua pada saat yang sama kita ajarkan membenci pasangan kita, orangtua mereka.

Apalagi saat kita tua nanti. Saat akal kita kembali kekanak-kanakan kerap membuat anak-anak kita berjuang keras untuk bisa birulwalidain pada kita.

Semakin berat bagi mereka menunaikan bakti jika selama ini mereka dibesarkan dalam suasana benci dan caci maki.

Kasian anak-anak kita. Sebab jika sampai mereka jadi durhaka, hilanglah kesempatan mereka ke Syurga.

Jika sudah begitu kasian kita juga. Bukankah anak solih adalah bagian dari amal tak terputus yang dijanjikan Allah pada kita. Jika mereka tercatat sebagai anak durhaka, kita bisa berharap apa?

Kasian pasangan kita. Seburuk apapun hubungan kita dengan pasangan atau mantan pasangan, mereka tetaplah ayah/ibunya anak-anak kita. Mereka berhak atas kebaikan anaknya.

Walau bagaimanapun mereka adalah orang yang pernah kita pilih karena kebaikannya. Bagaimana pun anak-anak kita tetap wajib berbakti padanya.

*Bagi anak, andai itu terjadi, semoga dimampukan Allah untuk bijak dalam menyikapi.

Seri #birulwalidain
By. @umi_diwanti

10 komentar :

  1. Semoga kita dihindarkan dari perbuatan memburuk2an pasangan di depan anak ya Mbak. Aaamin.

    BalasHapus
  2. Benar, pertengkaran antar orangtua hanya akan menyemai bibit durhaka pada si anak. Anak relatif akan menjadi berat sebelah terhadap orangtuanya. Bisa leboh pro ke pihak ibu atau ayah. Dan efeknya ini buruk sekali bagi psikologi si anak.

    BalasHapus
  3. Suka kalimat penutupnya. Aku sepakat banget untuk tulisan ini. Aku dan suami sangat2 berusaha tdk ribut di depan anak. Dan kalopun harus ribut, tdk menjelekkan pasangan ke anak, agar anak tdk muncul kebencian sm ortu ya

    BalasHapus
  4. Iyaa setuju bgt. Sesebel apapun sama pasangan, hindarkan menyebar kebencian. Apalagi bagi anak, pasangan tetap orang tua mereka. Makasih sharringnya ya

    BalasHapus
  5. Betul sekali, anak-anak memang peniru ulung. selalu berhati-hati didepan anak2, mau itu bertengkar dll nya

    BalasHapus
  6. harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak. aamiin ya rabbal'alamiin

    BalasHapus
  7. Setuju bgt mbaaa kita kan menjadi panutan harus memberikan pelajaran yg terbaik

    BalasHapus
  8. aduh setuju bgt kak... karena rumah dan org tua adalah madrasah pertama untuk anak.
    semoga keluarga kita sellau berlimpah kesehatan, berkah dan kasih sayang. aamiin


    -PS-
    Peluk dari jauh
    lilpjourney(dot)com

    BalasHapus
  9. kadang kalau sudah marah sama pasangan itu pengennya dikeluarin semua kejelekannya. tapi alhamdulillah sih masih bisa menahan diri. heu

    BalasHapus
  10. Setuju deh sama mbak Wati karena bener banget, orang tua juga nanti kembali tua dan akan kembali seperti anak-anak lagi.

    BalasHapus

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates