Semua orang kecuali pecundang pasti adalah pejuang. Namun sayang jika berjuang bukan untuk Allah. Semua sia-sia. Hanya akan menyisakan kecewa.
Contoh simpel, seorang anak berjuang untuk lulus sekolah. Belajar keras sampai shalat hajat lalu saat pengumuman kecewa berat karena tidak lulus.
Apa sebab? Dia lakukan semuanya hanya untuk lulus semata. Sebab juka diniatkan untuk Allah, meski hitam di atas putih dia gagal. Bagi Allah semua usahanya telah tercatat. Lalu apa yang harus membuat kecewa?
Sama halnya seseorang yang mulai hijrah berjuang meninggalkan kebiasaan buruknya. Saat ia temui kehidupannya bukan membaik malah makin ngenes. Lalu dia meringis terluka. Maka yakinlah niat hijrahnya masih tersisipi urusan dunia.
Hingga dia lupa segala amalnya telah Allah siapkan balasannya. Jika tak di dunia berarti Allah lipat gandakan di akhirat kelak.
Pun seorang pasangan yang berbuat baik pada pasangannya. Saat kebaikannya bertepuk sebelah tangan dan ia tak terima. Tentu saja karena niatannya belum benar-benar lillah. Bisa jadi masih jadi masih bercampur dengan harapan pada manusia. Di situlah sumber kecewa.
Demikian pula memperjuangkan kebaikan untuk bangsa ini. Jika kita niatkan bukan untuk meninggikan kalimat Allah. Maka pasti berujung kecewa. Jabatan bisa copot, harta bisa sirna. Yang abadi hanya catatan amal di sisi-Nya.
Satu hal lagi, niat lillah namun cara salah juga akan sia-sia. Seperti halnya shalat subuh niatnya lillah tapi dikerjakan 4 rakaat. Tentu saja tidak sah bahkan salah. Bukannya berpahala, malah berdosa.
Karenanya pastikan dua hal. Niat lillah dan cara benar sesuai aturan Allah. Niscaya perjuangan tak ada yang sia-sia. Niscaya berbuah bahagia dan Syurga. 😍
#bejuanglillah
#niatkanhanyauntukallah
#caranyabenarsesuaisyariatallah
@umi_diwanti
Posting Komentar