Berlibur Mabrur


Musim haji hampir selesai. Semoga semua jamaah beroleh haji yang mabrur. Dan suatu saat kita yang belum bisa segera berhaji minimal umroh dalam tempo yang singkat-singkatnya. Aamiin...

Bagaimana dengan berlibur mabrur. Ini sih istilah saya saja. Jika secara hukum syara berlibur adalah aktivitas mubah alias diperbolehkan dalam Islam. Tidak berdosa tidak pula berpahala. Sayang-sayang kan jika berlibur yang kerap lumayan menguras dompet, tenaga dan juga waktu jika tidak menghasilkan bertambah beratnya catatan amal solih kita.

Apalagi jika sampai membuat kita cenderung pada kelalaian. Jangan sampai terjadi, karena itu artinya kita rugi. Nah jadilah perlu dirancang agar berlibur tak hanya bikin uang dan waktu kita 'mabur' begitu saja. Ya, kita harus merencana agar berlibur kita mabrur.

Lepas dari rutinitas sesekali diperlukan. Tapi tidak untuk rutinitas kebaikan. Harusnya setiap waktu kita jadikan ladang untuk menanam kebajikan, termasuk saat liburan. Beberapa pilihan ini bisa jadi pilihan.

1) Berlibur dengan mengujungi saudara sedarah. Kenapa? Karena silaturahim alias menjalin hubungan dengan saudara sedarah itu adalah kebaikan bahkan bagian dari kewajiban.

“Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka,” maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itupun mengulangi perkataannya. Setelah itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun, menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.


Saya dan keluarga biasanya menjadwalkan untuk mudik ke kampung tempat saudara orangtua banyak tinggal di sana. Selain mengakrabkan anak-anak dengan para sepupunya kami juga menyempatkan ziaroh ke kubur Kai dan Nini saya. Datu'nya anak-anak.

Agar berasa seperti berwisata kami cari sesuatu yang di sukai anak-anak. Di Tamban, tanah kelahiran saya adalah kampung dengan rumah-rumah menghadap ke sungai. Suami selalu mengajak mereka berenang di sana sambil melihat kapal-kapal/kelotok yang lalu lalang. Bagi anak-anak kami, ini tu emezing banget.

Selain itu kadang menyempatkan memancing di kolam samping rumah Acil. Atau kami biarkan mereka main tanah di belakang. Eh satu lagi, biasanya Paman saya selalu memetikan kelapa muda. Dan kami pun pesta minum kelapa muda sambil nyemil pentol buatan beliau. Karena kebetulan Paman dan Acil kesehariannya jual pentol di sekolahan. Jadi saban kami ke sana selalu disiapkan pentol sepuasnya.  Pokoknya berlibur dengan silaturahim ke keluarga di Tamban ini sangat dikangeni anak-anak.

Nah Ayah Bunda, ke mana tujuan silaturahmi pilihan Ayah Bunda di Liburan nanti? Bisa lah mulai dibuat list-nya dari sekarang. Buat juga kegiatan apa yang bakal dilakukan di sana yang bikin anak-anak kenal keluarga sekaligus berasa bahagia sebagaimana liburan ke tempat pariwisata biasanya.

2) Berkunjung ke kerabat/teman kita. Nah ini juga bisa bernilai besar pahalanya di sisi Allah sebagaimana sebuah hadist berikut.

Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR Muslim no.2567).


Tentu saja anak-anak harus diceritakan lebih dahulu siapa yang mau kita kunjungi ini. Ceritakan bagaimana kita dan teman/kerabat yang kita akan kunjungi ini ada hubungan baik.

Ini juga sambil dicari tempat menarik yang mungkin akan dilewati saat menujunTKP. Jadi sekalian deh dikunjungi, paling tidak buat foto-foto keluarga.

3) Berlibur bersama grup pengajian. Biasanya berlibur bersama teman-teman juga jadi pilihan. Entah teman anal sekolah, teman kantor kita atau tetangga di komplek. Ada baiknya kita tawarkan untuk libur bersama dengan setting cara yang berbeda.

Adakan tausiyah di dalamnya. Tidak harus formal, terpenting ada target ilmu yang di dapat. Shalat berjamaah juga harus disiapkan. Secara tak langsung akan memelihara kita dari lalai shalat.

4) Jika rancangan 1 sampai 3 masih belum bisa. Mungkin sudah terlanjur merencana. Maka jadikanlah liburan yang sudah di depan mata itu minimal sebagai wasilah lebih mengenal kemahakuasaan Allah.

Wasilah mengajarkan pada anak/keluarga bagaimana shalat tetap harus dijaga meski sedang wisata. Tetap menjaga aurat di manapun dan dalam kondisi apapun. Sampaikan pula bahwa semua bisa berjalan atas izin dan rezeki dari Allah semata. Stidaknya liburan menambah kesyukuran pada Allah Swt.

Ini dulu coretan singkat Emak yang selalu berharap pahala. Silakan ditambahkan bagi yang punya ide lainnya. Silakan share jika dirasa ada manfaatnya.

=Umi Diwanti=

Posting Komentar

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates