Namanya adalah Abdul al-Rahman Al-Sufi, seorang ilmuan
astronomi kebanggaan Istana Buyid di wilayah Ishafan, Persia (Iran). Pemimpin
Ishafan kala itu, Adud Ad Daula meminta Al-Sufi untuk menjadi ilmuan penasehat
istana. Lalu ia melakukan berbagai penelitian di istana megah itu.
Sebelumnya ia hanyalah pemuda biasa dari sebuah keluarga
muslim dari Kota Rev. Kecerdasan dan keuletan membuatnya menjadi pakar astronomi
terkenal bahkan hingga ke penjuru Eropa. Di Eropa ia dikenal dengan nama
Azophi. Untuk mengenang jasanya para Ilmuan menamai salah satu kawah di bulan dengan nama Azophi.
Ia banyak merevisi penemuan-penemuan Astronomi ilmuan Barat
terkenal bernama Prolemeus. Diantaranya memperbarui daftar nama bintang serta
perhitungan akuran jarak antar bintang. Penemuan ini kemudian ditulis dalam
buku berjudul Suwar Al Kawakib Al Thabita.
Di dalam buku tersebut Azohi menjelaskan dengan detail
posisi bintang yang tak pernah berubah di angkasa. Juga terdapat deskripsi
setiap bintang dengan sangat rinci. Ukuran bintang, jarak antar bintang bahkan
warna bintang pun ia paparkan.
Buku karyanya ini kemudian diterjemahkan dalam bahasa
Inggris dengan judul Fixed Star. Banyak astronom yang menjadikannya sebagai
rujukan.
Selain kecerdasan, ia juga sangat giat belajar dan melakukan
observasi. Segala benda langit diobservasinya meski hanya dengan alat sederhana
layaknya teleskop masa kini. Hampir tiap malam ia melakukan observasi dan siang
harinya ia menelitinya. Sangat sedikit ia tidur demi ilmu yang ingin ia
dapatkan.
Azophi adalah orang pertama yang menemukan galaksi di
angkasa luar, Andromeda. Buah dari ketekunannya dengan hanya bermodal alat yang
sangat sederhana dan hanya meneliti dari bumi. Belum ada teleskop secanggih
sekarang apalagi pesawat luar angka. Sedangkan para ilmuan dunia menemukan
banyak galaksi setelahnya setalah ada alat-alat canggih ditemukan.
Penelitian Azophi lainnya yang sangat bermanfaat adalah
perhitungan akurat mengenai revolusi bumi terhadap matahari yang dapat membawa
musim tropis. Ia juga menemukan lebih dari seribu gugusan bintang lengkap
dengan perbedaannya.
Dia juga menemukan astrolob. Dengan astrolob orang bisa
mengetahui arah dan melihat posisi ggusan bintang. Sangant bermanfaat bagi para
pelaut agar tidak tersesat di tengah lautan. Selain itu astrolob juga digunakan
kaum muslimin untuk menentukan arah kiblat dengan tepat.
Ilmuan kelahiran Rey, Iran 291H/903M ini meninggal di usia
83 tahun, setelah menghasilkan banyak penemuan yang sangat bermanfaat untuk
kemajuan hidup manusia. Penemuan fenomenalnya adalah Andromeda. Beliau meninggal
di Shiraz, Iran 13 Muharam 376H/986M.
-Umi Diwanti-
Sumber: Buku 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim by. Afriza
Han, Percetakan Cerdas Interaktif.
Posting Komentar