Home Optimalisasi Dakwah Pra dan Paska Nikah Menjadikan Dakwah Sebagai Poros Hidup
Menjadikan Dakwah Sebagai Poros Hidup
By Umi Diwanti At Maret 11, 2019 0
Setelah mengetahui kewajiban, kemuliaan dan keutamaan dakwah. Terlebih dakwah berjamaah untuk menegakkan sistem Islam yang merupakan mahkota kewajiban. Maka selayaknya ia kita jadikan sebagai poros hidup.
Sebagaimana para Rasul, sahabat dan orang-orang solih terdahulu. Seluruh amal kehidupan mereka tak jauh-jauh dari dakwah. Bahkan semuanya dilakukan untuk mengokohkan dakwahn
Yang namanya poros itu di tengah. Bukan di bawah untuk dilakukan jika masih ada waktu dan tenaga bersisa. Bukan pula di atas untuk dijadikan alasan melalaikan kewajiban lainnya.
Semua harus berjalan seirama untuk saling menguatkan. Tidak mudah memang, tapi pasti bisa dilakukan. Sebab Allah telah menjamin,
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Jika kita mengimani ayat ini maka tak semestinya ada pengkambing hitaman sebuah kewajiban untuk melalaikan kewajiban lain.
"Maaf Ma, Pak, gak bisa berkhidmat pada kalian karena anakmu ini banyak amanah dakwah di kampus."
"Maaf Kak, saya gak bisa aktif dakwah karena harus memperhatikan orangtua."
"Maaf Mba, saya istirahat dulu dakwahnya. Sekarang ada suami dan anak yang harus diurus. Sudah gak bisa seperti dulu lagi."
"Maaf Mas, jangan protes ya, saya gak sempat masak dan ngurus rumah, banyak amanah. Kan sudah saya bilang dari awal resiko punya istri pengemban dakwah."
Huwaaa. Benarkah satu kewajiban membuat kita tak mampu tunaikan kewajiban lainnya? Apakah ayat di atas salah? Atau kita yang harus berbenah?
Karena, birul walidain dan dakwah itu sama-sama wajib. Demikian pula mengurus suami dan anak juga wajib sebagaimana wajibnya dakwah.
Berhati-hatilah dengan setiap alasan yang kita lontarkan. Jangan sampai di kahirat nanti justru akan menjadi bahan persengketaan kita dengan orang-orang yang kita cinta.
"Hai orang-orang yang beriman, sungguh di antara isteri dan anak-anakmu bisa jadi musuh." (QS. At-Taghabun: 14)
Naudzubillahi min dzalik.
Karenanya penting mengetahui apa saja yang harus kita lakukan agar yang wajib, sunah, bahkan mubah, semuanya bisa mendekap erat mahkota kewajiban kita. Insya Allah tipsnya di seri berikutnya.
=Umi Diwanti=
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar