Rumah makan,
penginapan, bengkel, aneka makanan dan pelayanan gratisan bertebaran di Martapura, Banjarbaru bahkan
Banjarmasin dan Sepanjang jalan Banua Anam.
Banyak meja dan mobil-mobil penuh makanan dan minuman di pinggir-pinggir jalan. Semua dibagi secara cuma-cuma. dengan satu kata kunci, “Jamaah Haul Guru Sakumpul”.
Banyak meja dan mobil-mobil penuh makanan dan minuman di pinggir-pinggir jalan. Semua dibagi secara cuma-cuma. dengan satu kata kunci, “Jamaah Haul Guru Sakumpul”.
![]() |
Warung Gratis saat haul Abah Guru Sekumpul (gambar: Banjarmasinpost online) |
Peristiwa itu masih terngiang, tepatnya tanggal 24 Maret
lalu, saat masyarakat Banua mengadakan aruh ganal (tasyakuran akbar)
memperingati 13 tahun meninggalnya seorang ulama kharismatik kesayangan.
Beliau adalah KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani yang akrab disapa Guru Ijai atau Guru Sakumpul. Keturunan ke delapan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari pengarang kitab Sabilal Muhtadin.
Beliau adalah KH. Muhammad Zaini Abdul Ghani yang akrab disapa Guru Ijai atau Guru Sakumpul. Keturunan ke delapan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari pengarang kitab Sabilal Muhtadin.
Selepas wafatnya, kharisma beliau bukan malah meredup namun
tambah membahana. Haul pertama beliau hanya dihadiri ratusan orang, terus
bertambah menjadi ribuan dan haul ke-13 kemarin mencapai satu juta lebih.
Di tahun ke-14 ini kemungkinan akan semakin banyak lagi. Dan semua orang berlomba untuk turut melayani jamaah haul Guru.
![]() |
Jl. Sekumpul sesak padat saat acara haul 13 Guru Sekumpul Gambar: www.antaranews.com |
Di tahun ke-14 ini kemungkinan akan semakin banyak lagi. Dan semua orang berlomba untuk turut melayani jamaah haul Guru.
Meski pelaksanaannya tanggal 9-10 Maret, tapi sejak awal Januari kemarin rapat persiapan telah digelar. Perispan membuka warung gratis, tambal ban dan lain-lain untuk melayani jamaah haul. Semua berlomba ingin berkontribusi.
Alasannya hanya satu, cinta pada guru yang teramat besar. Mengapa Guru sekumpul bisa sedemikian dicintai umat. Tak lain karena berbagai kemuliaan dalam diri beliau. Berikut ini hanya sebagian kecilnya.
Alasannya hanya satu, cinta pada guru yang teramat besar. Mengapa Guru sekumpul bisa sedemikian dicintai umat. Tak lain karena berbagai kemuliaan dalam diri beliau. Berikut ini hanya sebagian kecilnya.
Masa Kecil Bersama Keluarga
Guru Ijai adalah anak pertama dari pasangan suami-istri Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman dengan Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin. Sejak kecilnya sudah luar biasa. Hafal Alquran usia 7 tahun. Hafal kitab syarah Jalalain di usia 9 tahun.
Hasil gemblengan keluarga, sejak kecil diajari cinta ulama. Menururut riwayat, sewaktu kecil beliau sering
menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin, hanya
semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya. Begitu luar biasanya kecintaan yang beliau tunjukan pada ulama, wajar jika sekarang beliau pun begitu dicintai manusia.
Kehidupan yang sederhana bukanlah kendala. Keluarga beliau terbiasa makan dengan satu nasi
bungkus dan sebiji telur, dibagi empat. Ayahanda, ibunda, sang Guru kecil dan
adik perempuan beliau. Tak sekali pun di antara mereka mengeluh.
Ayah beliau M kala itu memiliki kedai minuman. Agar tidak terbuang sia-sia, tiap ada sisa teh, sang ayah selalu meminta izin kepada pembeli untuk memberikannya pada keluarga. Termasuk pada Qusyairi, nama kecil Guru Sakumpul. Segala yang lahir dari kebaikan tak lain adalah juga kebaikan.
Ayah beliau M kala itu memiliki kedai minuman. Agar tidak terbuang sia-sia, tiap ada sisa teh, sang ayah selalu meminta izin kepada pembeli untuk memberikannya pada keluarga. Termasuk pada Qusyairi, nama kecil Guru Sakumpul. Segala yang lahir dari kebaikan tak lain adalah juga kebaikan.
Sang Ayah juga mengajarkan manajemen dalam berbisnis. Yakni setiap keuntungan dagang dibagi tiga.
Sepertiga untuk menghidupi keluarga, sepertiga untuk menambah modal
usaha, dan sepertiga untuk disumbangkan. (wikipedia)
Jadi memang sejak kecil ditempa menjadi ulama dan pengusaha.
Jadi memang sejak kecil ditempa menjadi ulama dan pengusaha.
Icon Ulama dan Pengusaha
Mewarisi prinsip usaha sang ayah, Guru Sekumpul merintis usaha di perkampungan
Sekumpul. Di era tahun 90-an, saat Sakumpul tak lebih dari hutan belantara
yang tidak berharga. Beliau membuka lahan, dalam komplek kecil yang
disebut Regol dan majlis pengajian beliau dinamai “ar-Raudhah”.
![]() |
AZ ekxpress food Banjarbaru (gambar: openrice.com) |
Selain banyak warga sekitar yang akhirnya bisa membuka usaha
berkat kehadiran jamaah pengajian. Beliau pun merintis usaha yang saat ini telah berkembang luar biasa. Sekumpul pun kini menjadi salah satu pusat bisnis
Martapura. Menjadi daerah ter-ramai di Martapura. Itulah salah satu kenapa
beliau dikenali dengan sebutan Guru Sakumpul.
![]() |
AZ expres food Martapura, depan jalan masuk kubah (gambar: skyscrapercity.com) |
Dari sini jelas menggambarkan bisnis atau usaha itu adalah
keniscayaan bagi seorang muslim. Tak ada istilah harus meninggalkan urusan
dunia untuk mendapatkan tingkat spiritual yang maksimal. Yang penting adalah kewajiban
lain seperti menuntut ilmu dan dakwah tak boleh kalah. Dan dalam berbisnis pun wajib terikat denga hukum syara.
![]() |
Salah satu galery Al-Zahra di Sekumpul (FB. Al-Zahra Online) |
Guru Sangat Menjaga Interaksi Wanita
Suatu hari saat masih lajang, Guru Sakumpul mengisi hari
besar Islam di Keraton. Saat beliau sedang membaca Alquran tiba ada suara kayu
patah dan benda jatuh. Ternyata suara tersebut adalah tirai pembatas yang roboh
karena jamaah wanita yang bertumpuk mengintip beliau. Ini menggambarkan kajian
beliau selalu memisahkan jamaah laki-laki dan wanita. (FB. Santri Hadramaut, 27
Juli 2016)
Begitu pula dalam berbisnis, beliau mengedepankan syara
daripada sekedar laba. Jika kita masuk ke rumah makan atau rumah fashion milik
beliau, kita hanya akan berjumpa dengan pekerja laki-laki di dalamnya. Selain
karena memang seharusnya laki-laki lah yang bekerja. Tentu ini juga tak lepas
dari penjagaan beliau terhadap kemuliaan wanita.
Meski dibatasi syara, terbukti usaha beliau sangat maju,
nyaris tanpa kendala. Terlihat dari semakin banyaknya cabang atau outlet usaha
beliau ini. Jika kita datang ke kota Martapura dan Banjarbaru, apalagi ke
daerah sekumpul. Sebuah trade mark 'Al-Zahra' pasti akan mencuri perhatian
kita. Dialah icon toko busana muslim laki-laki di sana.
Selain itu akan kita
temui AZ expresess food dan AZ express Bakery yang menyediakan makanan cepat
saji yang tak diragukan kehalalan dan ke-thoyyib-annya. Masalah rasa pun jangan
ditanya, tak kalah dengan makan sejenis kelas nasional sekalipun.
Guru Mulia, Dalam Bercanda pun Tak Keluar dari Syara
Adalah Abah Guru Sakumpul, ulama Banua dengan berbagai
karamah luar biasa. Namun demikian beliau pernah berpesan, agar kita jangan
sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan.
Karena karamah adalah anugrah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau skill. Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan.
Karena karamah adalah anugrah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau skill. Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan.
Beliau pun menyampaikan bahwa karamah yang paling mulia dan
tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah. "Kalau ada orang mengaku
sendiri punya karamah tetapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan ba-karamah,
tetapi ba-karmi."
Sontak jamaah tertawa berjamaah. Dalam bahasa Banjar karmi itu adalah sebutan salah satu jenis penyakit cacingan.
Sontak jamaah tertawa berjamaah. Dalam bahasa Banjar karmi itu adalah sebutan salah satu jenis penyakit cacingan.
Di lain kesempatan, dalam ceramahnya beliau juga pernah mengatakan,
“Suatu saat nanti bila aku wafat, kantor, bank, sekolah, madrasah, semua
diliburkan. Asalkan aku meninggalnya hari Minggu.” Jamaah pun tertawa lepas
saat mendengar ujung kalimat beliau tersebut.
Begitulah Guru Sakumpul, juga kerap menghiasi ceramahnya dengan canda. Namun tetap dalam batas-batas yang dibolehkan syara. Luar biasa.
Begitulah Guru Sakumpul, juga kerap menghiasi ceramahnya dengan canda. Namun tetap dalam batas-batas yang dibolehkan syara. Luar biasa.
Wafatnya Guru Sekumpul Duka Banua
Tanggal 9 Agustus 2005 (Selasa malam) sekitar pukul 20.30, Guru
Sekumpul tiba di Bandar Udara Syamsuddin Noor, Banjarbaru, dengan menggunakan
pesawat carter F-28. Sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura,
selama 10 hari. Rabu 10 Agustus ahkhirnya berita duka itu tersiar.
Seluruh warga Banua pun berduka.
Apa yang pernah beliau sampaikan dalam canda pun menjadi
nyata. Banyak sekolah diliburkan, kantor dan instansi pemerintahan relatif tidak
berfungsi. Toko-toko di pasar Martapura seperti tak berpenghuni. Semua berduka
atas kepergian beliau. Mushola Ar-Raudah penuh jejal dipadati warga banua yang
ingin melepas beliau terakhir kalinya.
Meski Sang Guru Telah Tiada Syara yang Diajarkannya Tetap Bernyawa
Tiga belas tahun sudah beliau tiada. Hukum syara yang beliau ajarkan masih terus bernyawa. Terus dipelihara. Salah satunya, yang mungkin tak ditemui di tempat lain
adalah lemari sarung. Ya, ada lemari berisi penuh sarung dan ruang ganti yang
sangat nyaman di dalam kubah (bangunan pemakaman) beliau.
Setiap ada penziarah wanita yang memakai celana, ada petugas yang akan mencegat dan memintanya untuk mengenakan sarung. Karena Sang Guru, sejak beliau masih ada memang terus menyampaikan bahwa wanita itu tidak beoleh menyerupai pria, bercelana salah satunya.
Hingga sekarang beliau sudah tiada pun, juriyat beliau terus menjaga hal tersebut dengan tidak memperkenankan penziarah wanita masuk ke area pusara dengan mengenakan celana.
Hal lain yang juga membuat saya terpesona adalah WC dan tempat wudhu wanita di dalam kubah. Sangat terjaga dari penglihatan yang bukan hak dan dari kesan kotor sebuah WC pada umumnya. Luas, tertutup dan sangat bersih. Pokoknya tidak perlu khawatir kalau ada perlu ke belakang saat ziarah ke kubur beliau.
Setiap ada penziarah wanita yang memakai celana, ada petugas yang akan mencegat dan memintanya untuk mengenakan sarung. Karena Sang Guru, sejak beliau masih ada memang terus menyampaikan bahwa wanita itu tidak beoleh menyerupai pria, bercelana salah satunya.
Hingga sekarang beliau sudah tiada pun, juriyat beliau terus menjaga hal tersebut dengan tidak memperkenankan penziarah wanita masuk ke area pusara dengan mengenakan celana.
Hal lain yang juga membuat saya terpesona adalah WC dan tempat wudhu wanita di dalam kubah. Sangat terjaga dari penglihatan yang bukan hak dan dari kesan kotor sebuah WC pada umumnya. Luas, tertutup dan sangat bersih. Pokoknya tidak perlu khawatir kalau ada perlu ke belakang saat ziarah ke kubur beliau.
Satu hal lagi, saya temui sendiri. Suatu hari saya
berburu tempat untuk mengadakan pengajian remaja. AZ express food Martapura
adalah salah satu tempat saya melabuhkan pencarian informasi.
“Adakah ruang tertutup yang bisa kami sewa?” “Tidak ada Bu, adanya cuma ruang terbuka saja.” Jawab salah satu petigas di sana, sambil menunjukan tempat yang dimaksud.
“Adakah ruang tertutup yang bisa kami sewa?” “Tidak ada Bu, adanya cuma ruang terbuka saja.” Jawab salah satu petigas di sana, sambil menunjukan tempat yang dimaksud.
Meski bisa dibooking khusus tapi semua tamu bisa meng-akses
tempat tersebut, tidak memungkinan untuk acara yang kami rancang. “Kalau yang
di Banjarbaru bagaimana? Dulu saya liat ada ruangan tertutupnya.”
“Oh itu sudah tidak
ada juga Bu, soalnya kadang ada yang menyewa lalu dibuat nyanyi-nyanyi di
dalam. Guru tidak mau ada yang begitu, jadi sudah dibongkar”, kata sang
karyawan menjelaskan.
Masya Allah, meski beliau telah tiada, ajaran beliau terus
bernyawa mewarnai kehidupan keluarga, usaha dan warga Banua. Beliau wasiatkan pada
para juriyatnya agar semua tetap berjalan sesuai syara.
Sebab bukti cinta yang sesungguhnya tidak lain adalah ittiba. Sebagaiman beliua, kitapun harus sekuat tenaga mengikatkan setiap amal kita pada syara, yakni ketetapan-ketetapan Allah Swt pada kehidupan manusia.
Sudah selayaknya kita buktikan cinta kita lebih dari ceremonial. Yakni dengan ittiba pada apa yang beliau ajarkan. Yakni menerapkan setiap hukum syara (syariat) yang telah Allah Swt tetapkan, sebagaiman pesan beliau dalam video berikut.
Sebab bukti cinta yang sesungguhnya tidak lain adalah ittiba. Sebagaiman beliua, kitapun harus sekuat tenaga mengikatkan setiap amal kita pada syara, yakni ketetapan-ketetapan Allah Swt pada kehidupan manusia.
قُلْ
إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
“Katakanlah (wahai Muhammad kepada umatmu): Jika kalian
benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah akan
mencintai kalian dan mengampuni dosa kalian.” (QS. Alu Imron: 31)
Oleh: Umi Diwanti
Subhanallah. Terharu bgt membaca kisah beliau.. Tks Wati..
BalasHapusMasya Allah, indah dan mengharukan.. Saya jadi tau banyak soal beliau. Ikut mendoaka yg terbaik semoga haul nanti lancar begitu pula tahun-tahun seterusnya
BalasHapusKisah Beliau pernah saya dengar saat managib tapi baca kisah yang mbak tuliskan membuat saya mengerti kenapa setiap haul suasana terasa berbeda, syahdu dan sejuk.
BalasHapussubhanallah. memang luar biasa banar karomah sidin ni lah. sampai ke luar jawa datang pas haul sidin
BalasHapusDan ajaran beliau akan terus mengalir ke cucu2 banua. Sering kali mendengar banyak org bertanya "Foto siapakah itu? Kenapa di tiap rumah org banjar atau warung daerah banjar selalu ada?" Bahkan anak sy jg pernah bertanya. Haha. Dan inilah beliau. Ulamanya urang banjar.
BalasHapusMasya Allah... Dasar sidin nih ulama yg luar biasa. Mudahan kita lawan anak cucu kawa meneladani beliau ini. Aamiin.
BalasHapussubhanallah pantas ja dicintai penghuni dunia dan juga penghuni langit, hukum hukum Allah syara sangat dijaga oleh beliau
BalasHapusSubhanallah.....
BalasHapusSubhanallah...
BalasHapusSemoga syariah Islam menjadi standar segala aktivitas kita seperti yg pernah dilakukan dan diperjuangkan ulama urang banjar ini
BalasHapusSalam Kenal Zama Blog
BalasHapusI am so sorry to hear about the death of a favorite charismatic cleric. After his death, his charisma did not even fade, but added blaring.
BalasHapus