Ilmuan Muslim, Thebit, Sang Pakar Geometri


gambar: al-badar.net

Masih ingatkan dengan Al Khawarizmi, ilmuan muslim penemu angka nol dan sederet penemuan lainnya. Nah, Thibet ini salah satu muridnya. Abu’l Hasan Tsabit bin Qurra’ bin Marwan al-Sabi al-Harrani atau lebih dikenal Tsabit bin Qurrah atau Thebit oleh orang Eropa ini juga sangat ahli dalam matematika.

Thebit mengembangkan geometri yang merupakan cabang kedua dalam matematika. Cabang yang membahas perhitungan bangun bumi  dan pengukuran bangun ruang. Dengan geometri yang dikuasainya ini Thebit  pernah behasil menentukan cara mengukur luar bumi yang masih dipakai hingga sekarang. Yakni berdasar garis bujur dan garis lintang.

Hasil perhitungan ilmuan kelahiran Harran, Meopotamia inilah yang menginspirasi Columbus berlayar keliling dunia. Penemuan Thibet tentang perhitungan  garis bujur dan lintang telah memudahkan para pelaut agar tidak tersesat.

Thibet yang hidup di masa 218-298H (833-901M) ini juga berhasil membuat jam matahari. Mazawil asy-Syamsiyyah. Jam yang bergerak menggunakan cahaya matahari. Selain menentukan waktu, jam ini juga membantu kaum muslimin menentukan waktu shalat.

Ia sangat gemar berhitung. Tak hanya matematika, fisika pun ai pelajari. Thibet meneliti perhitungan keseimbangan tubuh, balok, maupun tuas.

Di bidang astronomi ia pun meneliti beberapa bintang yang kemudian disebut sebagai Hizzatul I’tidalain. Yang ternyata pergerakan bintang ini memengaruhi gelombang bumi setiap 26 tahun sekali. Berkat penemuannya ini manusia bisa mencegah dampak negatif dari gelombang tersebut.

Ia adalah salah satu ilmuan lulusan Baitul Hikmah, sekolah milik kekhilafahan Abbasiyah di Baghdad. Sejak awal Thibet sangat berminat pada matematika.  Meski tak pernah bertemu dengan al-Khawarizmi tapi karya-karya Al Khawarijmi dibaca dan dipelajarinya baik-baik hingga kemudian menjadi ilmuan hebat yang serupa.

Karya-karya Thebit diterjemahkan dan menjadi rujukan ilmuan Eropa. Sebaliknya, Thebit menerjemahkan sejumlah karya ilmuan Yunani ke bahasa Arab agar dapat dipelajari pemuda muslim. Wah ternyata antara kaum muslimin dan Barat pernah bertukar ilmu pengetahuan. 

Eropa dan negeri Islam sama-sama pernah mengalami Golden Age (masa kejayaan), bahkan negeri muslim lebih dulu. Tapi kenapa sekarang justru Eropa dan Amerika yang menguasai kemajuan? Tidak lain karena umat Islam bepecah belah dan mulai meninggalkan Islam itu sendiri. Salah satu efeknya semangat menuntut ilmu turun drastis. Wajar jika sekarang jauh tertinggal.

Moga umat Islam segera bersatu lagi dan kembali mengambil Islam sebagai pedoman hidup. Insya Allah Golden Age akan kembali bahkan lebih bersinar lagi. Insya Allah.


-Wati Umi Diwanti-

Sumber: Buku 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim by. Afriza Han, Percetakan Cerdas Interaktif.


Baca Juga:

Posting Komentar

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates