Ilmuan Muslim: Al-Jahiz, Bapak Zoologi Modern

Mengenal Bapak Biologi Muslim, Al-Jahiz
sumber gambar: hidayatullah.com


 Senasib dengan Al Asma’i, meski dililit kemiskinan Al Jahiz yang memiliki nama asli Abu Utsman Amr bin Bahr Al Kinani Al Furqaimi Al Basri ini mampu menjadi ilmuan besar. Dikatakan zoologi modern karena ia adalah penerus Al Asma’i dalam mengembangkan ilmu zoologi,

Kakeknya seorang budak asal Afrika yang diperjualbelikan oleh kaum bangsawan. Adapun ayahnya meninggal sejak Al Jahiz bayi. Meski kehidupan mereka serba kekurangan, ibundanya tak pernah berkecil hati. Ia terus mendukung agar anaknya menjadi orang cerdas.

Di tengah kehidupan yang pas-pasan sang ibunda terus memberikan fasilitas untuk menuntut ilmu pada Al Jahiz. Semangat ibundanya lah yang membuat Al Jahiz tegar dan terus giat belajar meski sering kelaparan.

Masya Allah romantisme ibu dan anak yang patut kita teladani. Buah tak akan jatuh jauh dari pohonnya. Bagaimana kita sebagai orang tua, niscaya begitulah anak-anak kita.

Jahiz yang merupakan siswa brilian di sekolah Alquran di Basrah juga aktif dalam perkumpulan pemuda masjid. Ia gemar membahas ilmu pengetahuan dan sibuk belajar, meski demikian ia selalu menyempatkan diri membantu ibunya mencari uang.



Ia pergi ke saluran irigasi untuk berjualan ikan. Hingga suatu ketika sang ibunda memintanya untuk fokus belajar dan mendorongnya untuk menuntut ilmu ke Baghdad. Yang kala itu terkenal sebagai pusat ilmu. Soo sweet banget kan ya, ibu dan anak ini.

Dengan bekal seadanya akhirnya ia pun meninggalkan ibunya dan menjadi pelajar di Baitul Hikmah. Pusat studi ilmu pengetahuan yang didirikan kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Dia adalah pusat studi iptek terbesar di dunia kala itu yang banyak melahirkan ilmuan besar.

Al Jahiz kelahiran 160H (776M) dan wafat tahun 255H (768M). Keberadaan Baitul Hikmah menjadi bukti bahwa peradaban Islam jauh lebih dulu maju dibanding peradaban Barat yang di zaman itu masih berada di masa kegelapan. Sekaligus membungkam kebohongan yang mengatakan peradaban Islam itu jumud (terbelakang) dan kuno.


Untuk memenuhi kebutuhannya saat di Baghdad, Al Jahiz bekerja sebagai penulis. Ternyata menulis ini memang bisa diandalkan sejak lama ya. Para penulis yuk makin semangat, meski tidak serta merta menghasilkan uang yang pasti menghasilkan pahala jika tulisannya tentang kebaikan. Nah Al Jahiz ini telah menulis 45o judul buku lo. Fantastis ya. Padahal belum ada alat tulis elekronik secanggih sekarang.

Al Jahiz menyelesaikan studinya di Baitul Himah di usia 25 tahun. Setelah itu ia giat melakukan penelitian. Dari banyak bidang ilmu yang dipelajarinya, ia lebih dikenal sebagai ahli zoology. Banyak teori kehidupan binatang yang ia temukan diantaranya sistem mata rantai makanan, seleksi alam, pertahanan tubuh hingga siklus evolusi.

Wah saya kira dulu ilmu ini semua penemunya adalah orang Barat. Ternyata saya pikniknya kurang jauh.  Hiks..

Segala penelitiannya mengenai binatang pun ditulisnya dalam buku ensiklopedia Al Hayawan. Di dalamnya terdapat pemaparan 350 jenis binatang. Jumlah serinya pun sampai 7 volume saking lengkapnya. Tak heran jika akhirnya dijadikan rujukan oleh ilmuan modern Islam dan Barat. Maka pantaslah beliau dijuluki “Bapak Zoologi Modern”.

-Wati Umi Diwanti-
Sumber: Buku 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim by. Afriza Han, Percetakan Cerdas Interaktif.


Baca juga:
Khalid bin Yazid, Pangeran sekaligus Ilmuan
Geber, Bapak Kimia Modern
Al Asma'i, Ahli Zoologi dan Botani
Al Khawarizmi, Penemu Angka Nol
Albuxar, Astrolog Muslim Pertama


2 komentar :

  1. Subhanallah aku taunya itu Al Khawarizmi sama Ibnu Sina aja, padahal banyak sekali ilmuan muslim dan sebenernya merekalah yang mengawali semua penelitia :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bener, kita kebanyakan tahunya ilmuan Barat. Padahal Barat kebanyakan hanya melanjutkan hasil penemuan kaum muslimin.

      Hapus

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates