![]() |
sumber gambar: sindonews.com |
Harta tak punya, tampang biasa saja dan bukan keturunan siapa-siapa. Semua itu tak membuatnya minder. Bahkan ia mampu berteman dengan seorang pemimpin
muslim Dinasti Abbasiyah, Khalifah Harun Ar Rasyid. Ilmuan muslim satu ini dipercaya menjadi guru bagi para pangeran di Istana Abbasiyah.
Rajin dan rendah hati menghantarkannya menjadi seorang ilmuan. Bermula dari kecintaannya kepada aneka ragam makhluk hidup menjadikannya sebagai orang Islam pertama
yang menguasai ilmu zoology (ilmu tentang binatang). Pun ketertarikannya pada ilmu alam, terutama tumbuhan telah menjadikannya bergelar ahli Botani (ilmu tentang
tumbuhan).
Pemuda muslim yang lahir di Merv, Persia tahun122H (740M)
dan wafat di Baghdad, Irak tahun 213H (828M) ini banyak sekali menghasilkan
karya tulis. Diantaraya kitab Al Khail (tentang kuda), Al Ibil (tentang
unta), Al-Farq (tentang binatang
langka), Al Wuhush (tentang binatang liar), Al Sha (tentang domba), dan banyak
lagi lainnya.
Hasil penelitiannya tentang binatang menjadi rujukan para
peneliti Eropa. Dan kitab-kitabnya sangat popular di kalangan pakar zoologi
abad ke-9 dan ke-10. Masya Allah, luar biasa!
Yang lebih menakjubkan lagi terdapa kurang lebih 276 tanaman
telah ditemukan dan diberi nama oleh Al Asma’i. Tanaman itu ia temuai saat
menjelajahi Jazirah Arab. Tanpa fasilitas transportasi dan komunikasi seperti
saat ini, tentu penelitian yang dilakukannya saat bukanlah sesuatu yang mudah.
Tak disangsikan bahwa semangatnya dalam belajar tak perlu diragukan.
Bagaimana dengan kita saat ini, saat segala fasilitas
memadai. Kadang belajar lewat gawai saja lalai. Tunjuk hidung sendiri nih.
Hiks.
Nah tahu tidak, keuletannya inilah yang akhirnya menarik
perhatian pemimpin di kota tempat tinggalnya, gubernur Basrah kala itu. Sang
Gubernur pun kemudian mengenalkannya pada pemimpin muslim tertinggi, Khalifah
Harun Ar Rasyid.
Sang Khalifah pun mengenali Al Asma’I sebagai orang saleh dan rajin beribadah. Akhirnya Al Asma’i diminta menjadi guru bagi putra-putra Sang Khalifah di Istana. Mengajari ilmu dunia sekaligus ilmu agama pada para pangeran.
Sorang guru idaman yang sulit dicari zaman now. Ilmu
dunianya tak diragukan yang disertai ilmu agama yang mumpuni. Wajar jika hasil
didikannya adalah orang-orang luar biasa takwa dan karyanya.
Ssttt, tahu tidak semenjak mengajar di Istana Al Asma’i
beranjak jadi orang kaya lho. Sistem pemerintahan Islam terkenal sangat
memuliakan guru dan para pekerja negara. Ia pun membeli banyak bangunan di Kota
Basrah.
Jangan salah, meski kaya ia tetap sederhana. Hartanya bukan
untuk memperkaya dirinya sendiri melainkan untuk mendirikan sebuah sekolah di
Kota Basrah. Sungguh sangat mulia! Al Asmai bukan hanya kaya ilmu tapi juga
kaya hati. Patutlah kiranya untuk diteladani.
-Wati Umi Diwanti-
Sumber: Buku 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim by. Afriza
Han, Percetakan Cerdas Interaktif.
Baca juga:
Khalid bin Yazid, Pangeran sekaligus Ilmuan
Geber, Bapak Kimia Modern
Al Jahiz, Bapak Zoologi Modern
Al Khawarizmi, Penemu Angka Nol
Albuxar, Astrolog Muslim Pertama
Entah saya-nya yang kudet atau memang ilmuwan-ilmuwan muslim seperti Al Asma'i ini memang tidak ada lagi di jaman sekarang yak? Jadi sedih ;(
BalasHapusMemang sekarang super langka, banyak hal sih penyebabnya. Semoga suatu hari akan banyak lagi ilmuan hebat dari rahim kaum muslimin
HapusIlmuwan jaman dulu selalu asli buat di ulik. Pembelajaran buat ilmuwan jaman now
BalasHapusMaksudnya asyik bukan asli hehehehe. Terlalu semangat ngetiknya
BalasHapusMaksudnya asyik bukan asli hehehehe. Terlalu semangat ngetiknya
BalasHapusIni sih keren banget ya kalau ada di zaman sekarang, dunia iya tapi agama untuk. mendukung akhirat juga bagus. Guru yang diimpikan, tp pasti ada tapi ya macam dari 1000 orang cuma ada 1 hehe
BalasHapusIlmuan muslim yang ku tahu cuma Al Khawarizmi sama Ibnu Sina. Ternyata ilmuan muslim itu sebenernya banyak banget ya dan mereka semua yang sebenernya menemukan ilmu-ilmu untuk pertama kalinya.
BalasHapusThamkyou sharingnya kak :D