Minggu, 09 Desember 2018

Ilmuan Muslim: Ibnu Firnas, Perintis Pesawat Terbang

gambar: aceh.tribunnews.com

Bagi saya manusia bisa terbang itu adalah keajaiban. Selalu takjub saat melihat pesawat dan tentu saja sangat kagum pada penemunya. Dalam sejarah, Wright Bersaudara lah yang dikenal berjasa menemukan pesawat di tahun 1903. Ternyata seribu tahun sebelumnya ada ilmuan muslim yang mengawali penelitian pesawat.

Dia adalah Abbas Abu Al-Qasim Ibn Firnas Ibn Wirdas al-Takurini yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Firnas. Adapun di Eropa ia lebih dikenal dengan nama Armen Firman. Beliau lahir di Izn-Rand Onda, Andalusia (Kini: Ronda, Spanyol) 194-274H (810-888M).

Luar biasa ya. Jauh sebelum manusia berfikir untuk terbang, Ibnu Firnas telah melakukan penelitiannya. Ia mempelajari proses terbang dari kejadian alam. Tahun 852 Masehi, Ibnu Firnas mulai menguji hasil penelitiannya.

Ujian pertama Ibnu Firnas melakukan percobaannya dari atas menara Mesjid Mezquita di Cordoba, Spanyol. Ia mengenakan jubah disertai kerangka kayu. Layaknya sayap, jubah itu dikenakannya untuk meluncur ke bawah. Cukup berhasil, tubuhnya melayang meski hanya sekejap. Kemudian jubah ini dikenal sebagai parasut pertama di dunia.

Tak sampai di situ, Ibnu Firnas makin giat melakukan penelitian. Ia memerhatikan teknik burung untuk terbang. Selam 23 tahun ia melakukan penelitian ini, hingga berhasil menemukan teknologi baru untuk terbang lebih lama. Masya Allah, sungguh semangat pantang menyerah yang luar biasa.



Ia pun melakukan uji terbang kedua kalinya. Tak lagi berjubah, melainkan sebuah pesawat layang lengkap dengan bulu-bulu layaknya burung. Ibnu Firnas mengundang masyarakat Cordoba untuk menyaksikan aksi pesawat layangnya.

Berhasil! Ibni Firnas mampu terbang di udara dengan gerakan sangat cepat. Bahkan dikatakan kecepatannya mampu menandingi aksi terbang burung Phoeniz.

Sayang, satu kekurangannya. Ia luapa menambahkan ekor pada pesawatnya. Hingga terkendala untuk mendarat dan mengalami kecelakaan yang sangat berat.


Saat uji coba itu usia beliau sudah 65 tahun. Cedera punggung yang dialaminya saat kecelakaan membuatnya tak berdaya lagi melanjutkan penelitian yang tinggal selangkah lagi. Hiks, sedih ya.

Tapi tak seperti yang kita bayangkan lho. Penelitian pesawat memang tak bisa berlanjut, tapi beliau masih terus berkarya di bidang lain. Banyak penelitian beliau yang sukses, diantaranya adalah merancang jam air yang kemudian disebut sebagai Al-Maqata.

Ia juga berhasil membuat formula pembuatan gelas dari pasir dan membuat rantai cincin yang menggambarkan pergerakan planet sekaligus mempelajari gravitasi juga menentukan dasar pembuatan pesawat angkasa.

Selain itu Ibnu Firnas juga berhasil menemukan cara pemotongan batu Krista. Dia juga ilmuan pertama di dunia yang mampu menghasilkan kaca dengan bahan dasar pasir dan batu.

Masya Allah, ia mampu menghasilkan semua itu setelah kecelakaan itu besar yang membuatnya lumpuh. Luar biasa. Malu rasanya jika berkaca diri. Kadang sedikit kekurangan atau kendala saja kita sudah putus asa lalu memilih berhenti berkarya. Huwaa…

Semoga kisah ini menjadi pelecut jiwa untuk senantiasa berkarya.

-Wati Umi Diwanti-
Sumber: Buku 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim by. Afriza Han, Percetakan Cerdas Interaktif.


Baca Juga:

11 komentar:

  1. Whoaaah, Ibni Firnas ini beragam sekali penemuannya ya. Serba bisa. Keren. Kalau sudah begini saya kepingin jadi ilmuwan juga deh, hahhah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nah, mun misal kada kesampaian jadi ilmuan, jadi emaknya ilmuan barang lah. Heee..

      Hapus
  2. Eny terharu bacanya ���� inspiratif bgt yah mbaaa. Intinya sebagai generasi muda harus berkarya❣️❣️

    Enychan

    BalasHapus
  3. Masyallah Ibnu Firnas, penelitian selama 23 tahun ini lama banget, usia 65 tahun masih aktif belajar dan uji coba, produktif nya.... Semoga kita bisa seperti beliau ya, sabar dan tetap produktif hingga tua...

    BalasHapus
  4. MasyaAllah usia 65 tahun pun masih riset ya.. Patut di tiru

    BalasHapus
  5. Bangga jadi muslim. Banyak penemu dari cendikiawan muslim. Aku harus menyebarkan fakata yang tidak banyak diketahui oleh banyak org ini.

    BalasHapus
  6. Wah, sedih sekali pas baca terus pesawatnya jatuh dan cidera. Untung aja ya mbak masih hidup dan masih terus berkarya :D

    BalasHapus
  7. Waw mba wati, aku liat desain pesawat plus detailnya kok tiba2 ingat novel tere yg Ayahku bukan Pembohong itu. Khayalan aku pas kyk gini nih tipenya. Hihi. Keren ya penemu2 islam zaman dulu.

    BalasHapus
  8. Menuntut ilmu dan bereksperimen tanpa terhalang usia. Kagum deh.

    BalasHapus
  9. Beliau ini sungguhlah sangat keren banget dan terus melakukan penelitian sampai umurnya menua tetap semangat terus. Perlu diambil pelajaran kalo kita harus tetap belajar berapapun umur kita.

    BalasHapus
  10. Dahulu, dengan teknologi yang terbatas, manusia bisa berpikir untuk terbang. Lalu zaman sekarang, seharusnya impian-impian dan ide-ide kita lebih gila lagi!

    BalasHapus