![]() |
gambar: panjimas.com |
Ilmuan muslim satu ini, saat kecilnya hobi bermain kecapi
dan tarik suara. Sampai-sampai ia sempat bercita-cita menjadi penyanyi. Sedang
orangtuanya senantiasa mendidik dengan ilmu agama dan menginginkannya menjadi
seorang ahli agama.
Hingga suatu hari ia mengenal ilmu kimia dan sangat tertarik
pada ilmu ini. Mimpinya menjadi penyanyi pun berubah menjadi seorang pakar
kimia. Dengan ketekunannya belajar dan melakukan berbagai uji coba. Akhirnya
banyak larutan kimia yang bermanfaat untuk kehidupan manusia berhasil ia
temukan.
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi yang akrab di Al Razi
inilah yang menemukan penggunaan alkohol sebagai bahan fermentasi pertama
kalinya. Dan menemukan larutan asam sulfur pertama kalinya di dunia.
Peneletian demi penelitian ia lakukan. Hingga suatu hari ia
mengalami kecelakaan di laboratoriumnya yang menyebabkan matanya cacat.
Cita-citanya sebagai pakar kimia pun pupus. Namun siapa sangka, kecacatan dan
tekad kuatnya untuk menyembuhkan matanya justru mengantarkannya menjadi dokter
hebat.
Sejak kecelakaan itu ia mulai mempelajari ilmu kedokteran
dan mulai jatuh cinta kembali pada ilmu ini.
Meski usia tak muda dan fisik yang tak lagi sempurna, ia tetap optimis
untuk menjadi seorang dokter. Ia pun pergi ke Baghdad, di Irak mencari para
pakar ilmu medis dan berguru pada mereka.
Kala itu masa kejayaan Islam, Baghdad memang menjadi pusat
ilmu pengetahuan. Banyak para ilmuan yang belajar dan mengajar di sana. Di
Baghdad Al Razi berguru pada Humayun bin Ishaq. Ia juga menjadi murit At
Tabari. Masih ingat kan? Sang dokter jenius penemu ensiklopedia kedokteran
terlengkap yang sudah di ulas di tulisan sebelumnya.
Setelah menguasai ilmu kedokteran, Al Razi pulang kampung
dan membuka praktek di Rayy, tanah kelahirannya. Ia membuka praktek dan tak
disangka pasiennya sangat banyak. Tak lain karena sifatnya yang baik dan ramah serta
kecakapannya dalam mengobati dan mendiagnosa penyakit.
Wah, ini memang sosok dokter idaman ya. Cerdas, diagnosanya
jitu, orangnya ramah. Bisa-bisa baru ketemu dan ngobrol aja pasien sudah pada
sembuh. Hihihii..
Selain itu ia juga
murah hati dan tidak menarik biaya pengobatan yang tinggi. Karena kecerdasan
dan kebaikannya itu kemudian ia diangkat menjadi kepala rumah sakit kota Rayy.
Namanya pun akhirnya terkenal seantero negeri muslim. Hingga khalifah pun
mengenalnya dan memintanya untuk menjadi kepala rumah sakit di Baghdad.
Setelah usianya sepuh, Al Razi pulang ke Rayy untuk mengabdi di kota kelahirannya kembali. Ia kemudian menjadi guru yang memiliki banyak sekali murid. Para pemuda muslim yang tertarik ilmu kedokteran berbondong belajar padanya. Jadilah ia gurunya para dokter yang kemudian dijuluki, dokternya para dokter.
Selama menjadi dokter beliau banyak menemukan karya di dunia
medis. Ia adalah penemu penyakit alergi yang disebut rhinitis.Ia juga menemukan imunologi yang dapat memberikan daya
tahan tubuh agar tak mudah sakit.
Al Razi juga menulis sebuah buku tentang cacar dan campak
yang kemudian menjadi rujukan terlengkap tentan pengobatan dua penyakit
tersebut. Dan beliau pula yang menulis seluk beluk penyakit anak pertama di
dunia. Masya Allah.
Dan lebih luar biasa lagi, ilmuan yang hidup di kurun waktu
251-313H (865-925M) juga sudah menemukan pembedahan saraf dan mata. Ya Allah,
salut luar biasa, dengan mata yang cacat mampu terus berkarya untuk kehidupan
manusia.
Dengan penemuan ini ia mampu mengobati sendiri matanya yang cacat. Namun tak disangka, Al Razi justru memilih membiarakan matanya bahkan di usianya yang semakin tua, kecacatannya bertambah parah hingga tak bisa melihat lagi.
Keputusan itu ia buat karena merasa sudah cukup melihat
dunia. Ia lebih berharap menadapat pengganti mata di Syurga kelak. Masya Allah
sungguh sangat luar biasa. Insya Allah beliau benar-benar akan mendapatkan
kenikmatan dalam Syurganya kelak.
-Wati Umi Diwanti-
Sumber: Buku 36 Kisah Inspiratif Ilmuan Muslim by. Afriza
Han, Percetakan Cerdas Interaktif.
Baca Juga:
Masya Allah aku suka loh mba dengan tulisan yg seperti ini,memang ya Allah itu punya maksud tersendiri dibalik ujian nya.coba semua dokter seperti beliau,mungkin aku pun tak takut periksa ke dokter karena kadang bukan jarum nya yg bikin takut tapi takut sakit hati dengar dokter ngomel apalagi kalau wajah nya aja sudah kurang ramah.hemphhh
BalasHapusSama kayak Mbak Dina 👆. Aku juga takut ke dokter lebih karena dokternya galak dan ga ramah. Sudah sakit fisik, ditambah sakit hati pula, huhu
HapusNah iya, sekarang itu selain takut menghadapi dokter galak juga was-was sama biayanya. Sakit fisik, sakit hati plus sakit di dompet. Bukannya sembuh busa tambah parah, kebanyakan yang dipikir.
HapusTp knp dokter zaman now bgitu juga patut kita telusur sih. Krn mmg buaya mrk sekolah super mahal, dan gak ada jaminan negara buat kesejahteraan para dokter. Jd wajar jg sih mrk kejar setoran dan beban me tal juga jd susah senyum. Hee
Subhanallah ya, ilmuan-ilmuan dgn keterbatasan fisik masih mau mengejar cita-citanya. Kalo anak sekarang bisa gitu juga gak ya
BalasHapusKeren, Mbak. Teruskan sharingnya ttg ilmuwan2 muslim seperti Al-Razi ini Mbak, biar dunia tahu Islam juga memberi kontribusi yang banyak pd dunia.
BalasHapusUwouw.. Tyt beliau penemu pnyakit alergi rhinitis itu ya. Sbg salah satu pengidapnya sy applouse.. Hhee. Smg di masa depan byk dokter2 muslim yg mengikuti jejak beliau ya dlm akhlaknya kpd pasien. :)
BalasHapusAku taunya ilmuan muslim di bidang kedokteran itu ibnu sina aja. Hehehe. Cetek banget ilmuku. Btw, al-razi sama. Ibnu sina ini duluan mana kehadirannya?
BalasHapusDuluan Al Razi Mba, selisihnya lebih 100 th. Al Razi kelahiran 251H, Ibnu Sina 370H.
HapusWah, setiap tulisan mbak itu khas banget ya. Informatif dan edukatif serta berbau sejarah. Banyak banget hal yang aku nggak tahu sebelumnya termasuk informasi yang ada di artikel ini. Keep writing ya mbak!
BalasHapus