Menjadi istri dan ibu itu tak semudah teori. Pun tak seindah khayalan saat masih sendiri. Banyak adegan tak terduga yang bisa bikin emosi jiwa. Sebab kehidupan sebagai ibu tak melulu soal anak. Ada perkara lain yang kadang harus dihadapi dan dipikirkan. Saat bersamaan, polah anak yang sedang berkembang sangat memerlukan kelapangan hati dan kesabaran.
Saat anak satu, masih enjoy. Masih merasa emejing bisa punya momongan. Bahkan ini fase sebuah pasangan sangat menikmati kehadiran sang buah hati. Anak dua, biasanya drama dimulai. Tapi belum terlalu horor lah ya. Masih banyak asiknya. Tapi pada tahap ini saya yakin sependiam-pendiamnya seseorang akan mulai berubah cerewet. Apalagi jarak anak pertama dan kedua lumayan dempet.
Anak 3 dan 4? Nah disinilah adegan demi adegan kejutan akan menghiasi hari-hari orangtua khususnya ibu. Karena ibulah yang lebih lama bersama anak-anak. Jangankan bicara masalah kerapian rumah. Sampai standarnya sudah diturunkan pun masih saja nilainya selalu merah. Apa mau diturunkan lagi? Oh no! Bakal jadi kapal pecah. Sebenarnya ingin sekali untuk bisa tidak perduli 100% pada rumah yang berantakan. Tapi susah. Apalagi kalau terkait najis. Bagi saya ini perkara vital dan fatal
Baca juga: Agar Menyapih Pempers Lebih Mudah
Rumah berantakan ini juga bisa jadi pemicu emosi seorang ibu. Atau kadang ada masalah lain yang harus dipikirkan. Maka saat anak berulah, muncullah amarah. Betul tidak Bund? Pernah tidak bunda mengalami emosi jiwa pada ananda? Jika tidak pernah, selamat! Anda luar biasa! Kalau saya sih jujur hampir ada saja tiap hari yang bikin saya emosi. Apalagi saat masih kerja dulu. Syukurnya masih terkendali, tidak seperti berita-berita di TV. Sampai menyiksa anak sendiri. Naudzubillah.
Tapi tetap saja say merasa berdosa. "Ya Allah kenapa tadi saya tidak bersabar sedikit lagi saja. Kasian anak-anak, mereka sebenarnya belum paham." Kurang lebih begitulah penyesalan yang saya alami tapi entah kenapa pada momen tertentu itu bisa terulang kembali. Saat emosi jiwa, akal sehat pergi entah ke mana.
Seiring berjalannya waktu, dan saya terus berusaha memperbaiki diri. Saya bertekad harus mampu mengendalikan diri lebih baik lagi. Tentu saja yang utama adalah dengan menambah ilmu. Mengenali hakikat diri. Bahwa kita makhluk. Sang Khalik sedang menitipkan manusia lain (anak-anak) pada kita. Kelak Allah akan mintai pertanggung jawaban. Jika kita perlakukan baik, baik pula balasannya dan sebaliknya. Ilmu dan pemahaman adalah bekal utama pengendali diri seorang ibu.
Hanya saja sebagai manusia biasa, adakalanya emosi jiwa tetap melanda. Apalagi di zaman sekarang, di mana beban kehidupan semakin mengerikan. Banyak hal yang harus dipikirkan para ibu. Overload. Hilang kewarasan. Emosi jiwa pun melanda. Semoga beberapa trik berikut bisa membantu para bunda untuk meredam emosi jiwa.
1) Tentu yang pertama dan utama, tentunya adalah menjalankan apa yang Rasulullah tuntunkan. Baca istigfar dan merubah posisi menjadi lebih rendah.
"Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya akan hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur"(HR. Ahmad dan Abu Daud)
Jika masih marah berwudhulah atau mandi. "Sesungguhnya marah itu dari syetan, dan syetan diciptakan dari api, dan api bisa dipadamkan dengan air"(HR. Ahmad dan Abu Daud)
2) Selain poin satu, berdasar pengalaman saya, hal satu ini juga bisa redam emosi. Makan dan minumlah apa yang kita suka. Makan camilan kesukaan atau minuman segar. Paling praktis bikin lemon tea, es sirup atau bikin jus buah kesukaan. Wah otak yang tadinya panas bisa langsung nyes. Apalagi sebelum minum kita wudhu dulu. 😄
Kalau kejadiannya saat di luar rumah, misalnya saja saat jalan-jalan. Cepat-cepat saja cari warung makan atau minum terdekat. Syukur-syukur ketemu makanan kesukaan. Biasanya selepas itu emosi jiwa akan stabil kembali. Paling-paling berat badan kita yang jadi tidak stabil kalau keseringan pakai jurus ini. Hee.
Baca juga: Semangkok Bakso Penenang Jiwa
3) Ada trik lain yang aman buat BB nih. Saat kita emosi ambil HP, foto adegan anak atau kondisi rumah yang bikin kita mumet. Silahkan kasih caption di foto tersebut lalu post.
Cuma untuk ngepost-nya perlu dipilih-pilah. Mana yang layak untuk media umum seperti sosial media. Atau cukup kita kirim ke WA suami atau grup keluarga misalnya. Kisahkan keseruan isi rumahmu. Biasanya dengan menulis itu kita bakal merasa kejadian menyebalkan itu jadi menyenangkan.
So, kalau bunda sering liat sosmed bunda lainnya suka upload foto-foto anaknya. Nah bisa jadi dia sedang meredam emosinya. Jadi sah-sah aja selama dalam batas kewajaran.
Misalnya saja saat anak-anak berebut sesuatu tidak ada yang mau mengalah, akhirnya malah bertengkar, dan rumah jadi berantakan. Atau tendang-tendangan sampai ada yang menangis. Suara kita pun tidak lagi mereka hiraukan. Foto atau rekam. Kasih keterngan:
"Dua jagoanku yang selalu saja berseteru, gak pagi, siang malam ada aja yang direbutkan. Maybe ini pertanda jiwa kepemimpinan dalam diri mereka yang mulai berkembang. Mama yakin kelak kalian anak solih dan jadi pemimpin hebat. Yang akan memboyong Bunda ke Syurga. Luv U Jagoans."
Biasanya sih setelah itu tanduk kita akan mulai tenggelam. Apalagi kalau ada yang komentar di postingan kita. Emosi jiwa bisa hilang seketika. Tapi hati-hati juga, jangan sampai kebablasan. Xixii.
Atau bisa juga hasil rekamannya langsung kita tontinkan ke anak-anak. Bisa jadi mereka berhenti berkelahi dan malah asik menikmati rekaman perkelahian mereka sendiri. Dan kita pun bisa tertawa bersama mereka, menyaksikan adegan yang tadinya membuat kita emosi jiwa.
Baca Juga: Tips Salat Khusuk Buat Bunda Berbayi dan Berbalita
4) Trik ke empat ini memang tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kerja sama dengan Pak Suami. Dan yang saya rasa, ini adalah resep paling manjur. Praktis dan ces pleng. Emosi yang di ubun-ubun bisa langsung terjun ke titik nol. Apa itu? Dipeluk suami! Yes, pelukan sayang suami itu benar-benar obat mujarab mengembalikan kewarasan para ibu. Karenanya resep satu ini kudu bunda kasih tahu ke Pak Suami.
Jangan malah suami ikutan ngomel saat kitanya esmosi. Dan ini berlaku sebaliknya . Kalau suami lagi emosi, kita juga jangan ikutan ngomel. Kitalah yang harus memeluknya. Agar tenang jiwanya. Bisa kembali enjoy menghadapi ulah anak-anak kita. Karena sejatinya anak itu tidak akan berubah dengan komunikasi yang dipenuhi emosi. Justru akan meninggalkan kenangan buruk yang tidak baik untuk perkembangannya.
Tapi hati-hati, peluk ciumnya jangan terang-terangan di hadapan anak-anak. Karena dalam Islam ada batasan pergaulan suami istri. Adegan-adegan 'ranjang' ini tidak layak disaksikan orang lain termasuk anak-anak.
(Note: Bagi single parent, pasti Allah beri kemudahan dan cara lain buat bunda, Allah akan berikan yang terbaik bagi hambanya yang bertaqwa.)
Demikian beberapa cara yang pernah berhasil mengusir emosi jiwa yang saya alami. Siapa tahu juga manjur untuk para bunda semua. Semoga kita berhasil memelihara emosi jiwa. Bunda bahagia bebas angkara, anak terpelihara. Insya Allah mereka akan tumbuh jadi generasi solih dan cerdas. Calon pemimpin masa depan. [Umi Diwanti]
Yang Lainnya:
Saat Si Kakak Inginkan Rumah Mewah
Saat Ananda Bilang, 'Mi kita Pelihara Kucing Yuk'
Menanamkan Kesan Pertama Agar Anak Taat Beragama
Bikin status sepertinya adalah cara yang paling banyak dipraktikkan emak2 kalau lagi mumet. Bikin status itu efeknya kayak lagi cerita sama orang banyak. Hati jadi lega, kepala jadi ringan.
BalasHapusIya betul. Asal pilah pilih aja yg di statusin ke sosmed. Heee
HapusYang ketiga unik banget mbaa, iya bener, kita bisa mengubah energi negatif jadi positif dengan alternatif sikap yang lain.
BalasHapusYes Mba, emak rempong emang hrs pinter2. Wkwkkk
HapusSubhanallah.mengingatkan akuhhh yang sering banget emosi sama anak hiks.kadang kalau lihat mereka tidur malam rasanya nyesss..menyesal hahaha.eniwei makasih dah mengingatkan kita2 yang sudah punya anak banyak inih hihihi..#curhat.com
BalasHapusIya ka. Selalu menyeaal tp terukang lagi dan lagi. Jadinya kudu harus punya banyak trik dan nambah ilmu trs.
Hapusnice post. bagus tipsnya. memang para emak kalo masih ada paksu sebaiknya jangan menanggung sendiri, harus ada komunikasi
BalasHapusBener ka, komunikasi tu sangat penting. Utk bs slg memahami dan melngkapi satu sm lain.
HapusHmm, dipeluk suami seketika aku baper bkarena belum menikah haha
BalasHapussalam,
simatakodok.blogspot.com
Hee. Maafkeun ya. Tp bs buat persiapan nnti kalau sudah tiba waktunya.
HapusKalau dlu makin banyak anak bnyak rejeki kayanya sekarang banyak anak banyak mumetnya ya mba wkwkwk
BalasHapusSebenarnya sih masih sama ya. Cuma tantangannya aja lebih banyak krn sikon yang semakin tak bersahabat.
BalasHapusUntuk poin satu aku sering banget dengar hal itu. Emang ya terkadang ada saatnya kita gak bisa meredam emosi dan tiba-tiba meledak. Pada akhirnya ya malah nyesal sendiri sih. Iyakan?
BalasHapusEaaa tips ke 4 bikin baper yak :')
Wkwkkk.. Yu ja no.4 save aja dulu gasan masa depan ��
HapusHaha. Urusan bikin status it bener banget. Ak tipikal yg lega kalo apa2 di abadikan momentnya n diperlihatkan di sosmed. Mmg y kdg ad aj org yg mikirnya itu pamer lah, apa lah.. Gitu aja ditulis lah. Tp kn tiap org punya penyaluran sendiri buat ngeredam emosi. Jd ak tiap liat apalah apalah. Smpe emak selfie n apapun itu ak no problem. Yg problem justru org yg selalu berpandangan negatif sm passion org. Hehe
BalasHapusBener. Banyak hal terjadi di balik sebuah status. Selagi yang di upload bukan pelanggaran norma baiknya kita hrs berbaik sangka.
HapusMakan makanan favorit! Aku banget huhu. Makan mie instan favorit itu aja rasanya mevvah banget kalau lagi capek di rumah. Bener-bener deh, lapar mengubah orang. hehe
BalasHapusBetul betul betul *ipin upin mode on
HapusKadang sepele dan murah aja pang obatnya emosi nih. Cuma kadang lupa. Wkwkkk
Sip
BalasHapusWaaa judulnya, bikin orang lain pengen ngeklik hehe
BalasHapusKalau yang ambil hp langsung jepret gitu kayaknya perlu dilihat sama org-org tertentu aja ya, ga enak soalnya kalo seluruh temen sosmed liat hehe itu kalo aku pribadi sih. Hehe
Iya Rim, dipilah2 jua pang. Mana yg dshare ke umum mana yg cukup wilayah privat. Musalnya lgsg kirim ke Pak Su atau bu Mer. Hee Heee
Hapuswah aku anak baru 1 aja kadang masih suka kelepasan ngomel sama anak trus habis itu langsung menyesal karena marah-marah. semoga aja nanti bisa lebih sabar
BalasHapusAamiin.. Iya ujuan emak zaman now memang luar biasa. Stok sabar kita kadang sdh terkuras di tempat lain. Hiks
HapusWahhh baper banar nomer empat eh huhu. Dan biasanya kalau marah itu pasti ada kata kasar yang keluar :( eh udah reda berasa menyesel kadang, jadi sekarang nisa harus hati hati takutnya marah nya ke orng gak bersalah ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapusIya, makanya sebenarnya ada satu hadis lagi dari Nabi. Kita disuruh diam kalo lagi marah. Krn itu pang, bs keceplosan kalo lagi sarik tu biasanya.
HapusKeren banget Mbak. Setuju banget deh
BalasHapusJadi pengobat agar bisa lebih sabar saat mau menjelang shalat. Apalagi memang ketika saat waktu shalat magrib, suami tidak ada belum pulang anak masih di bawah lima tahun. Bahkan pernah shalat pakai mukena penggalan sudah beberapa rakaat malah tersingkap aurat karena di tarik tarik anak, muncullah emosi, atau bahkan pernah ketika anak ada di pundak saya sedang sholat kesal akhir tersungkur anak sampai berdarah mulutnya, sungguh. Hati menyesal. Semiga saya lebih sabar
BalasHapus