Home Catatan Harian Bahkan Sedetik Yang Akan Datang pun Kita Tak Pernah Tahu
Bahkan Sedetik Yang Akan Datang pun Kita Tak Pernah Tahu
By Umi Diwanti At Oktober 16, 2018 1
Ahad kemarin dapat kabar dua orang keluarganya saudara (seperjuangan) masuk RS. Tiba-tiba hari ini pun dikagetkan dengan beberapa berita duka.
Yang pertama, salah satu adik/teman seperjuangan meninggal dunia dengan meninggalkan bayinya yang masih 3 bulan.
Terakhir chat beberapa bulan sebelum dia lahiran. Karena jauh jarang beritanya saya dapat. Tiba-tiba hari ini dia sudah memenuhi panggilan Sang Penguasa Jagad.
Masih terbayang terakhir dia ke rumah, dengan sepatu boot-nya. Pulang dari hutan saat PPL di semester akhir kuliahnya. Semangat, periang, itulah yang saya ingat tentangnya.
Semoga engkau husnul khotimah saudaraku. Dan kelak kita bisa jumpa kembali di Syurganya. Semoga amal ini mampu meraihmu atau kaulah yang menarikku kelak ke Syurganya.
Belum selesai berduka atas kepergiannya. Ternyata di tempat yang berbeda saudara saya pun kehilangan adiknya. Allah panggil lebih dulu. Hari ini. Semoga tempat kembali terbaik untuknya.
Siang harinya ada kabar lagi, saudara saya yang kemarin mengabarkan keluarganya sakit, sekarang beliaulah yang sakit dan terbaring di RS.
Semoga Allah mengangkat penyakit 'pian'. Bisa segera pulang dan beraktifitas seperti biasa.
Malamnya dapat chat dari salah satu peserta tahsin yang akhir-akhir ini selalu terdengar ngos-ngos-an dalam rekaman setoran tugasnya.
Dia bilang sedang tidak fit. Dan ini bukan pertama kali. Saya beranikan diri menanyakan, apakah gerangan sakit yang dia derita.
Subhanallah, ternyata penyakit yang lumayan berat. Sudah 3x operasi. Benar-benar saya tidak menyangka. Selama ini tulisan dan sapaannya selalu riang, seperti orang yang paling sehat. Dan semoga setiap sangka baik kami jadi doa untukmu saudaraku.
Setahun lagi, atau hanya sebulan lagi waktu kita? Atau tinggal beberapa detik lagi? Tak ada yang pernah tahu. Entah itu kematian atau sakit yang membuat kita tak mampu lagi jalankan kewajiban dengan mudah.
Jika saat ada waktu, kita sering menunggu ini dan itu dulu baru kewajiban ditunaikan. Mungkin karena terlalu yakin masih punya banyak waktu di detik mendatang.
Sering kita tuliskan "cukuplah kematian sebagai pengingat". Namun sering pula kita lupa apa maknanya. Hingga masih banyak hari-hari kita berlalu kosong makna.
Ya Robb, jadikan sakit kami dan saudara kami penggugur dosa. Jadikan kematian saudara kami husnul khotimah baginya dan pengingat taat bagi kami.
Agar kami pun bisa menyusul mereka dengan senyuman. Penuh keridhoan tersebab telah tertunaikan segala kewajiban. Aamiin ya robbal alamin. [WuD]
Mtp, 16/10/2018
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Memang, kematian terasa sangat dekat...alhamdulillah sudah diingatkan ya Wati. semoga kita mampu mengisi kehidupan dengan lebih baik yaaa..dan akhir yang baik (husnul khotimah).aamiin yra
BalasHapus