Sontak saya seperti kesetrum. Mengerahkan segala kemampuan berusaha semaksimal mungkin, mengejar deadline.
Alhamdulillah selesai juga. Ini berkat ada yang memberitahu deadline-nya. Seandainya tidak, mungkin saya masih santai saja dengan tugas yang belum tertunaikan. Walhasil tiba-tiba saya dikeluarkan sebagai anggota grup. Pastinya akan sangat saya sesali. Padahal dalam hal ini saya masih bisa mendaftar ulang untuk belajar dari awal lagi.
Tiba-tiba terlintas dipikiran, bagaimana dengan tugas-tugas kita sebagai manusia. Bagaimana jika deadline-nya telah sampai sementara tugas belum terlaksana. Pasti resikonya sangat berat. Dan tidak ada kesempatan kedua. Kita bakal dikeluarkan dari grup (daftar) orang-orang yang bertaqwa.
Padahal hanya jika termasuk dalam daftar orang bertakwa saja kita bisa hidup bahagia di akhirat kelak. Sementara kita sering lalai terhadap tugas-tugas ini karna merasa masih punya banyak waktu. Padahal siapa yang tahu, bisa saja deadline usia kita tinggal satu hari bahkan mungkin hanya satu menit lagi.
"Ah nanti saja pergi ke majelis ilmunya, masih repot, esok-esok saja kalau sudah lowong.” “Ga usah terlalu alim lah, nanti aja kalau sudah tua.” “Berhijabnya nanti saja, saya belum siap”. Padahal kematian itu tidak menunggu kita siap. Ajal tidak berbau tidak berasa. Sakit dan tua pun tidak menjadi pertanda. Nastagfirulloh..
Satu hal lagi, selain semua tugas saya kerjakan. Ternyata yang membuat saya lulus ujian adalah karna semua tugas saya kerjakan sesuai petunjuk. Andai semua atau sebagiannya saya kerjakan dengan petunjuk dari grup lain atau saya buat cara sendiri. Dijamin saya akan di DO dari grup itu. Kiranya begitu juga dalam melaksanakan tugas kita sebagai manusia. Selain harus bersegera juga harus benar berdasar petunjuk Sang Pencipta.
Mungkin kita sering merasa waktu kita sudah habis untuk melaksanakan banyak tugas. Mungkin kadang juga merasa sudah banyak berbuat. Mulai yang ringan hingga yang berat. Tapi benarkah semuanya sudah berjalan sesuai syariat? Jika tidak atau hanya sebagian saja dijalankan sesuai syariat, sedangkan sebagiannya kita enggan terikat. Maka sungguh bisa jadi semua lelah kita sia-sia.
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan”. (Al-Furqan : 23)
Adapun tuntunan amal yang benar telah dicontohkan oleh baginda Rasulullah Saw. Apa yang beliau lakukan itulah teladan kita. Kita harus bersungguh-sungguh mencari tahu. Harus meluangkan waktu khusus untuk mengkaji ilmu agama.
Dan perlu kita ketahui bahwa Rasul Saw tak hanya mengajarkan perkara habluminalloh (aqidah dan ibadah) tapi juga hablum binafsih (makan, minum, pakaian, akhlak) dan hablum minannas (aturan sosial, ekonomi, pendidikan, peradilan, politik, dll). Maka wajib pula bagi kita untuk mempelajari semua itu. Dengan kata lain mengaji Islam itu harus kaffah (menyeluruh). Lalu berupaya mengamalkannya dalam kehidupan kita secara totalitas. Jika tidak, akan membawa kita pada kesengsaraan dunia dan akhirat.
أَعْمَى الْقِيَامَةِ يَوْمَ وَنَحْشُرُهُ ضَنكاً مَعِيشَةً لَهُ فَإِنَّ ذِكْرِي عَن أَعْرَضَ وَمَنْ
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta" (Thahaa 20:124)
Semoga sebelum deadline usia kita tiba, semua tugas sudah terlaksana dengan sempurna. Minimal sedang dalam kesungguhan untuk mengupayakannya. Terhindar dari menunda apalagi sengaja meninggalkan meski hanya sebagian. Tentu itu semua ada ujiannya. Semoga Alloh Swt memberikan kesabaran dan keistiqomahan hingga husnul khotimah menyapa kita. Aamiin. []
=Umi Diwanti=
Pernah dipublikasikan di: https://m.facebook.com/MuslimahNewsID/photos/821909177986899
Posting Komentar