Home Chicken Soup Umi, Alquran-nya Kadaluarsa
Umi, Alquran-nya Kadaluarsa
By Umi Diwanti At Juni 21, 2018 0
//Umi, Alquran-nya Kadaluarsa//
Waktu si Tengah sedang berakrab-akrab dengan Alquran baru yang dikasih temannya, tiba-tiba; "Apa ini Mi, ulun dapat kertas kaya ini dalam Alquran." Sambil menunjukan dua kertas kecil.
"Oh itu tanda pemeriksaan Alquran", jawabku sekenanya. Terus dia baca-baca kertas itu, "Nah Mii kaya apa ini kadaluarsa sudah lah Mi Alquran-nya?"
"Hah, apanya yang kadaluarsa?" "Ini tulisannya Februari'17, kan sudah lewat Mi."
"Ooh itu, itu bukan tanggal kadaluarsa kayak di makanan. Tapi tangga periksa. Artinya Alquran itu sudah dicek isinya sudah benar", sahutku.
"Hush, Atiyya ni sembarangan!" Tiba-tiba si Sulung nyeletuk. Hampir barengan dengan
jawabanku tadi. Kulihat mimiknya jengkel ke Adiknya.
"Alquran itu mana ada kadaluarsanya, dia bisa dipakai sampai hari kiamat", sambungku, berharap si Tengah bisa lebih memahami.
"Iya, Atiyya nih kada boleh bepandir kaya itu", timpal si Sulung. Sementara Atiyya bengong, mencerna penjelasan Uminya dan mungkin bingung dengan respon Kakaknya. "Ooh", jawabnya.
***
Dalam hati, Nak, sebenarnya sekarang banyak umat Islam yang menganggap Alquran ini kadaluarsa. Mereka bukan anak-anak seperti adikmu yang memang belum mengerti.
Mereka adalah orang dewasa yang sudah puluhan tahun menuntut ilmu agama. Justru karena merasa banyak ilmu, mereka berani menganggap Alquran tiada guna.
Hanya sebagai lembaran sejarah yang cukup diketahui dan dikenang sewaktu-waktu. Sedang aturan hidup, mereka anggap otak mereka lebih layak untuk menetapkannya.
"Itu kan dulu, sekarang zaman sudah berubah"
"Itu kan di Arab sana, kita ini Indonesia."
Itulah dalih umum mereka.
Padahal Alquran diturunkan untuk umat manusia di mana saja dan kapan saja. Kenapa bisa?
Karena Alquran mengatur amal perbuatan manusia. Manusia beramal itu pasti dalam rangka memenuhi Hajatun Adawiyyah dan Garizah (kebutuhan fisik dan naluri).
Keduanya tak ada yang berubah sejak zaman Nabi Adam hingga kiamat datang. Contohnya dulu manusia lapar lalu akam mencari makan.
Sekarang dan sampai kapan pun namanya manusia pasti punya rasa lapar. Lalu melakukan sesuatu untuk memenuhi rasa laparnya.
Yang beda itu cuma bahan makanannya. Jadi aturan tentang mencari makan itu dari dulu sampai sekarang, di Arab atau di Indonesia, ya sama saja.
Begitu juga naluri. Dulu Nabi Adam dan anak-anaknya punya hasrat seksual, sekarang pun sama. Baik di Arab ataupun di Indonesia tak ada bedanya.
Karena itu memang pemberian Allah agaranusia tetap hidup dan bisa berkembang biak. Mempunyai keturunan untuk melestarikan kehidupan.
Maka aturan yang Allah turunkan itu universal, wherever whenever. Berikutnya adalah, kenapa harus Islam? Bukan milah Adam atau Ibrahim?
Sebab Islam adalah syariat penutup yang merupakan penyempurna ajaran sebelumnya yang Allah turunkan. Kehadirannya otomatis menasakh ajaran-ajaran sebelumnya.
الْÙŠَÙˆْÙ…َ Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ْتُ Ù„َÙƒُÙ…ْ دِينَÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َتْÙ…َÙ…ْتُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù†ِعْÙ…َتِÙŠ Ùˆَرَضِيتُ Ù„َÙƒُÙ…ُ الْØ¥ِسْÙ„َامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Ùƒِتَابٌ Ø£َÙ†ْزَÙ„ْÙ†َاهُ Ø¥ِÙ„َÙŠْÙƒَ Ù…ُبَارَÙƒٌ Ù„ِÙŠَدَّبَّرُوا آيَاتِÙ‡ِ ÙˆَÙ„ِÙŠَتَذَÙƒَّرَ Ø£ُولُÙˆ الْØ£َÙ„ْبَابِ
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya orang-orang yang mempunyai fikiran mendapat pelajaran. [Shâd/38:29]
Imam Ibnu Jarîr ath-Thabari rahimahullah berkata, “Allah Azza wa Jalla berkata kepada Nabi-Nya (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam), ‘Al-Qur’ân ini ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, wahai Muhammad, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya, agar mereka memperhatikan hujjah-hujjah Allah Azza wa Jalla serta syari’at-syari’at yang ditetapkan di dalamnya, kemudian mereka mendapat pelajaran dan mengamalkannya’”. [Tafsîr ath-Thabari, 21/190]
Tapi memang, Alquran ini istimewa, hanya untuk orang-orang yang istimewa. Yang mau menggunakan akalnya untuk berpikir.
Bagi yang ga mau mikir, setua apapun usia, sebanyak apapun ilmunya, tetaplah tak ada pelajaran yang bisa diambil dari Alquran.
Maka sangat pantaslah jika mereka enggan mengamalkan Alquran kecuali hanya sebagian. Sebagian lagi mereka dustakan, nistakan bahkan mereka kriminalkan. *Miris
#YukMikir
#JadikanAlquranPedomanHidupSelamanya
#JikaSyurgaYangKitaMinta
#KhilafahAjaranIslam
#LanjutkanPerjuangan
-Wati Umi Diwanti-
Syawal5, 19.06.18
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar