Ujian Tiap Orang Beda-beda
(Ponakan Baru)
Alhamdulillah nambah ponakan. Dari jalur saya, ini ponakan pertama. Setelah bolak balik periksa karena posisi sungsang. Akhirnya jelang lahiran posisi bisa normal.
Tapi sudah qhodonya, walaupun posisi normal tetap saja lahirannya tak bisa normal. Pucat pasi, tensi tinggi. Terlihat ketegangan diantara kesakitan di wajahnya.
"Sudah gapapa, kalau memang harus SC, yang penting bayi dan emaknya selamat. Masalah biaya, cari-carian kita. Insya Allah rezeky bayi ada aja."
Alhamdulillah sudah agak santai. Tp Mama ikutan tegang. "Sebujurnya aku kada harap meizinakan operasi nih. Soalnya melihat ikam rajin nyaman aja, kada suah kaya ini." Mama curhat saat menunggu di depan ruang SC.
"Kadapapa Ma, ujiannya lain-lain. Ading ni syukur banar inya hamil nyaman banar. Kadada mauk sama sekali. Mun ulun ujian beratnya pas hamilnya."
"Iih pang, dasar nyaman banar inya ni hamil."
"Nah itu pang Ma ai, jadi ibu tu kan pahalanya ganal banar jadi tiap orang pasti ada ujiannya. Lain pang kaya urang-urang yang hamil kada beres tuh."
Belum selesai, Mama langsung menyahut. "Hiih lah urang kayak itu tu napalah jadi nyaman banar. Hamil kada katahuan, baranak gin sararanaknya. Di WC lah, di hutanlah, maka imbah itu kawa aja inya bejalan bulik sorangan."
"Nah itu pang Ma ai, nang kaya itu tu kadada dapat pahala lagi. Makanya kadada ujiannya."
"Hi ih pang lah. Tapi caka kawa tu ading ikam ni normal aja pang jua." "Inggih Ma ai, tapi kada kawa ai, asal selamatan aja syukur banar."
***
Seorang perawat membuka pintu (lagi), mengeluarkan separo badannya. "Keluarganya pasien?" Memandang ke arahku mengisaratkan agar aku mendekat.
Sambil menenteng plastik klip berisi air dan benda berwarna krem bukat seperti pentol. "Ini bu, tadi kami ketemu miom jadi sekalian kami angkat." Sambil senyum dan menyerahkan benda itu.
"Masya Allah. Nah Ma, coba liati ini. Andai tadi lahiran normal, ini bisa kada ketahuan dan bisa terus mbesar." "Masya Allah hi'ih lah. Alhamdulullah."
***
Memang rencana Allah selalu lebih indah dari rencana manusia. Ini itunya kisah perjalanan hingga akhirnya diputuskan SC hanyalah skenario Allah.
Yang jelas, tiap yang menuai pahala itu pasti ada ujiannya. Hanya saja, tiap orang beda-beda. Seperti halnya ujian jadi ibu ini. Begitu pulalah ujian dalam kebaikan lainnya.
Menuntut ilmu misalnya. Ada yang diuji dengan minimnya daya ingat, susahnya untuk fokus. Adapula yang diuji minimnya fasilitas, kerempongan urusan anak, rumah, dll.
Terlebih dalam dakwah mengembalikam kehidupan Islam. Para pengembannya pasti diuji. Ada yang diuji ekonomi, kesehatan, perizinan keluarga atau malah nyawa. Sebagaimana saudara-saudara kita di Gaza dan lainnya.
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al-Ankabut: 2)
Satu hal lagi, kadang ada peristiwa yang tidak kita harapkan. Bahkan kadang kita ratapi. Namun dibaliknya ternyata ada kebaikan luar biasa. Walau kadang kita lambat mengetahuinya.
Kita harus yakin bahwa sebaik-baik pemberi balasan hanyalah Allah Swt. Adakalanya balasannya tak nampak di dunia. Tapi yakinlah, Allah bayar lunas semuanya di akhirat kelak.
"... Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Muzzammil: 20)
-Wati Umi Diwanti-
Ramadan18, 03.06.18
Home Catatan Ramadan Ujian Tiap Orang Beda-Beda
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar