//EMBER ZAMAN NOW//
"Ditinggal murid." Tema yang lagi seru dibahas di grup sebelah. Curhatan para guru yang ditinggal murid. Guru bahasa Arab, guru ngaji dan guru-guru lain.
Kata salah satu anggota DemNyar (Demen Anyare bae), xixixiii. Mun jar orang Banjar tu "panas-panas ta* ayam".
Betul betul betul, ujung-ujungnya paling banyak yang kena serangan muntaber. Mundur teratur tanpa berita.
Pernah ditinggal kereta/pesawat/angkot? Ga enak kan ya? Padahal wajar lo, karena kita yang minta. Mereka mau nunggu atau ninggalin itu pilihan mereka.
Tapi gimana kalo yang ninggalin ini penumpangnya? Lah ini yang gimanaa gitu. Dia yang awalnya manggil-manggil, nyambangin pengen ikut. Udah disamperin malah pergi. Kalo beneran terjadi, asli bisa-bisa dapat sumpahan pak supir kite.
Jadi kalo ada murid ditinggalin guru sebenarnya biasa. Kalo murid yang ninggalin guru, tanpa pamit pula. Hmm ininih yang warbiasah. Bagi sang guru pasti nano-nano deh rasanya.
Saya pernah menjadi murid yang meninggalkan. Dan saat mengalami bagaimana rasanya ditinggal, rasanya ga lagi-lagi deh mau meninggalkan guru-guru ikhlas. Jikapun karena uzur maka pamit baik-baik adalah obatnya. Semoga Allah mengampuni dosa ini.
Jika dalam ilmu agama tentu 2 dosanya, membuat sedih guru dan meninggalkan kewajiban. Kecuali jika berhenti lalu cari guru pengganti, ga masalah. Yang penting tetap belajar dan pasti guru kitapun ikut senang.
Karena guru mau mengajar bukan untuk kperluannya, semata ingin menjadi wasilah yang lain bisa menunaikan kewajiban dengan berbagi ilmu yang dimilikinya.
Jadi terpikir kenapa dahulu banyak ulama besar. Karena mereka tipe ember yang mencari sumur dengan gencar dan sabar. Bukan lagi bersabar bertahan tapi mengejar ilmu kemanapun. Wajar Allah anugrahkan ilmu besar pada mereka.
Sumber ilmu adalah Allah. Dan adab belajar serta memuliakan guru adalah amal yang mampu mengetuk hati-Nya untuk memberikan setetes ilmuNya pada kita yang papa ini.
Zaman now banyak sumur-sumur yang disiakan. Wajarlah jika keberadaan ulama menjadi langka. Semoga kita tidak termasuk ember yang hanya menunggu apalagi menghindar saat ada sumur yang dengan ikhlasnya menyapa kita (ember).
Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang sabar dalam belajar dan mengajar karena kami ingin menjadi orang terbaik dalam pandanganMu.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ .
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (٢٩) لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ (٣٠ ) .
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa membaca kitab Allah dan selalu mendirikan shalat serta terbiasa menyisihkan (infak) dari sedikit rizki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka, baik infak secara diam-diam ataupun terang-terangan, mereka itu sedang mengharapkan BISNIS PERDAGANGAN yang tidak akan rugi. Supaya Allah SWT menyempurnakan pahala kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (QS. Fathir : 29-30)
-Wati umi Diwanti- 15.01.18
Home Catatan Harian Ember Zaman Now
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar