BEHIND THE SCENE
Hmm, ga nyangka dia begitu. Dulu mah baik, waktu ada perlunya apalagi. Tiap hari nyamperin ke rumah. Nge WA, telpon, SMS. Lha sekarang jangankan ke rumah saya lagi. Ditelpon ga diangkat-angkat malah lama-lama ga aktif lagi. Udah gitu pas ketemu di jalan malah buang muka. Kayaknya sengaja menghindar biar ga ditagih hutang. Dan ternyata ga cuma sama aku dia ngutangnya. Dasar TuTi!
(Mohon maaf bagi yang namanya mirip, sy cuma ngambil istilah yang sudah lumayan banyak dipake orang. TUkang TIpu)
Ini bukan fakta temuan saya tapi saya pernah baca yang serupa ini duluuu, entah dimana dan siapa penulisnya. Isinyapun saya kurang begitu ingat persisnya gimana.
Intinya itu adalah hasil kesimpulan yang sebenarnya tidak benar jika cerita si terdakwa TuTi itu diketahui sepenuhnya.
Dalam cerita itu ternyata si terdakwa itu memang benar pura-pura ga liat sama teman yang sudah ngasih pinjaman uang ke dia. Telponnya pun memang ga di angkat. Tapi apa benar dia TuTi asli? Bukan!
Dia pinjam uang karna untuk pengobatan anak pertamanya yang sudah sangat parah. Dan dia harus mengurus segala macamnya sendirian karna ternyata suaminya pun sakit-sakitan. dan masih ada 2 balita lagi yang harus diurusnya.
Smpai-sampai ga begitu memperdulikan dimana letak telepon genggamnya. Dan karna sudah ga ada yang bisa dijual. Untuk cari pinjaman pun sudah hampir semua kenalannya dia pinjam uangnya. Akhirnya HP semata wayang itupun harus dijual.
Benar bahwa dia sengaja berpura-pura tidak meliat saat kepapasan temannya itu. Pikirnya saat itu hanya satu, agar bisa sgera menyelesaikan urusan administrasi RS agar jenazah anaknya bisa segera dikebumikan. Tak terbesit sedikitpun untuk melalaikan hutang-hutangnya. Semua akan dia temui satu persatu selepas pemakaman anaknya.
Tapi umpatan itu sudah terlanjur dilontarkan. Stigma negatif itu sudah dilabelkan. Seandainya kamu berada diposisinya dan mngetahui sangkaan itu. Apa yang kamu rasakan?? Tidak perlu dijawab. Karna bagi saya tanpa dicurigai saja kondisi seperti itu sudah sangat pedih. 😢
Mungkin kita pernah melakukan ini. Misalnya saat kita berbelanja mendapati pedagangnya tanpa senyum dan menjawab tanya kita seadanya. "Jangan belanja di sana, pedagangnya ga ramah" misalnya. Padahal kita ga tau apakah memang begitu atau kebtulan hari itu saja dia begitu. bisa jadi sedang ada masalah genting yang dihadapinya detik itu.
Bahkan kadang beda adat itu beda penampakan. Bagi orang Banjar misalnya saat makan lalu ada orang lewat. Spontan biasanya dia akan bilang "Makan kah?" Hmm bagi yang ga paham akan menyimpulkan "Hati-hati ke Kalimantan, orang sana ganas-ganas. Bisa makan orang. pas saya lewat mau dimakan" 😄😄
Contoh yang satu ini mungkin lelucon saja. Tapi bahwa beda adat itu beda performa itu benar adanya. Bagi kami orang banjar dan mungkin ada beberapa suku lain, ngomong keras itu biasa. Bukan karna kasar tapi memang begitu adanya. Yang ga paham bahkan sampai mengira obrolan pasutri Banjar itu isinya pertengkaran. Padahal mereka sedang ngobrol biasa. Ini untuk sekedar tau saja.
Pelajaran berharga dari cerita ini (khususnya bagi bagi saya pribadi), jangan cepat mnyimpulkan sebelum punya fakta lengkap dan akurat. Tabayyun lebih dulu itulah yang disyariatkan.
Jika kita menemui perilaku buruk teman kita sesekali, padahal biasanya ga begitu. Dekati dia, tanyakan dari hati ke hati. Apakah ada fakta yang kita tidak tau atau dia ada masalah yang membuatnya mungkin tidak sadar berbuat demikian.
Jikapun kita belum mampu bertabayyun. Sabarlah, jangan lekas mengambil kesimpulan apalagi sampai menyebarkannya pada orang lain. Bisa-bisa kitalah yang terjerumus pada dosa fitnah.
Beda jika memang orang itu memang kebiasaanya memang selalu buruk. Itu artinya siapapun tahu dia ga bener. Nasihati, jika tak sanggup dan justru membuat kita terpengaruh maka sebaiknya interaksi dengannya secukupnya saja.
#UdahItuAjaSemogaBermanfaat
#IndahnyaBertemanKarnaAlloh
#BertemanUntukMeraihRidhoAlloh
#JanganAdaSangkaDiantaraKita
#TemuiTanyakanJanganHakimi
#SakitnyaTuhDisini😢
-Wati Umi Diwanti- 12.08.2017
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar