Rintihan Hati Emak, Kami Adukan Semua Pada-Nya


//Rintihan Hati Emak, Kami Adukan Semua Kepada-Nya//



Tiap jelang Ramadan harga bahan pangan naik, Emak sudah biasa. Apalagi jelang hari raya. Tagihan baju barupun turut memperumit perhitungan Emak. Manalah lebaran seringnya kompakan sama tahun ajaran baru. Jurus tawar dan diet Emak sudah jagonya.

Demi itu semua, kadang Emak harus berburu 'melon' murah sampai pelosok kampung. Antri di POM demi kebagian premiumpun Emak sudi lakoni. Senam jantung saban liat tagihan PLN dan PDAM yang terus menanjak pun sudah jadi rutinitas kaum Emak.

Derita Emak tak hanya itu. Berita pembuangan bayi terus saja terjadi. Banyak remaja yang lahiran tanpa ada pernikahan. Belum lagi pelecehan seksual oleh para predator semakin semarak menghiasi berita. Emakpun harus mengelus dada dan berdoa moga anak-anaknya bisa terjaga.

Sembari ajarkan anak tutup aurat dan jaga pergaulan. Karena itulah salah satu kewajiban Tuhan agar manusia terpelihara kemuliaannya.

Tapi itu tak ringan, Emak harus bersaing dengan para selebritis dan feminis. Saat Emak bilang menutup aurat itu wajib. Mereka propagandakan aurat itu hak manusia. Ga harus ditutup, suka-suka kita. Demikian pergaulan, yang penting tahu cara yang 'aman'.

Sedihnya, sekarang Emak punya saingan baru yang lebih mengerikan. Semenjak kasus bom, menutup aurat sempurna justru menimbulkan curiga. Kurang gaul juga bisa jadi indikasinya. Hanya karena simpulan kilat dari latar belakang para pelakunya.

Ya Robb, bagaimana anak-anak kami mau menuruti kami. Sebelum ditakut-takuti saja mereka sulit mentaati. Apalagi sekarang. Lalu kamipun meminta agar meraka mau mengaji, berharap suatu hari mereka mengerti dan mau menjalani semua titah Ilahi. Dengan kesadaran sendiri, tak sekedar permintaan kami.

Sayang, lagi-lagi akibat cerita bahwa pelaku bom dulu adalah anggota Rohis. Maka jadilah Rohispun ikut ketiban kecurigaan, disinyalir jadi wadah pembibitan paham radikal yang bisa berujung pada gerakan terorisme.

Ampuun Ya Robb, bagaimana lagi kami harus membentengi anak kami dari berbagai kerusakan saat ini? Mungkin doa dan cita-citalah sisa harapan kami. Agar buah hati menjadi mujtahid dan mujahid.

Eh, tapi. Konon katanya anak korban bom iti dulunya sering bilang ingin menjadi syuhada. Ingin syahid. Daaan sekarang cita-cita Emakpun dianggap berbahaya. Cita-cita mulia menjadi syahid pun terafiliasi pada terorisme. Apalagi jika dlengkapi dengan penampilan syar’i. Sempurnalah untuk jadi sasaran persekusi.

Jika sudah begini apalagi yang harus Emak lakoni? Sudahlah urusan ekonomi disuruh mikir sendiri. Mendidik anakpun dibuat serba salah begini. Mendidik dengan bekal agama dianggap radikal. Dididik sekuler sudah pasti hancur.

Lalu mereka datang  tawarkan Islam moderat. Agar status tetap Islam tapi aturan Tuhan dikepinggirkan. Apa-apaan ini? Sungguh inilah kecelakaan sejati.  Karna Allah sudah pernah memperingati.

أَفَتُؤْمِنُوْنَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَ تَكْفُرُوْنَ بِبَعْضٍ، فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُذلِكَ مِنْكُمْ إِلّا خِزْيٌّ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّوْنَ إِلَىأَّشَّدِّ الْعَذَابِ وَ مَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

“Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab  dan ingkar kepada sebagian (yang lainnya)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian itu di antara kalian selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Baqarah: 85)

Sudahlah hidup kami berat menanggung beban dunia. Masih tegakah menjadikan kami, para Emak cilaka pula di akhirat. Dengan paham Islam moderat yang jelas melanggar syariat (Al.Baqarah: 208) Sungguh kami sedang didzolimi.

Ya Robbi hanya kepadaMu kami adukan semuanya. Berilah kesabaran pada kami. Keistiqomahan memegang erat Islam kaffah hingga saatnya Kau minta kami Pulang. Dengan penuh keridha’an dan Engkau ridha’i.

-Wati Umi Diwanti-
Ramadan4, 20.05.18


Posting Komentar

My Instagram

Designed By OddThemes | Distributed By Blogger Templates