Home Catatan Ramadan Raih Kepercayaan dengan Istiqomah
Raih Kepercayaan dengan Istiqomah
By Umi Diwanti At Mei 23, 2018 0
//Raih Kepercayaan dengan Istiqomah//
Kemarin ada agenda di tempat yang lumayan jauh, satu jam perjalanan. Mau naik motor sendirian lemes. Minta antar suami naik motor anak-anak pasti ikut semua. Jadilah diantar naik mobil (odong-odong).
Alhamdulillah bisa sekalian ngerjakan tugas bahasa arab yang deadlinenya tinggal menitan, dengan nyaman. Tak lagi seperti dulu, setahun lalu. Jangankan ngerjakan sesuatu. Bisa nafas teratur saja saya susah.
Gara-garanya saya pernah diantar suami saat beliau baru bisa nyetir. Tepatnya sih masih proses belajar. Pas ditikungan beliau mau rem, eh malah keinjek gas. Hampir aja.. Untung depan lagi ga ada mobil.
Sejak saat itu saya trauma luar biasa. Ga pernah mau lagi diajak beliau naik mobil kecuali lagi terpaksa.
Dan setiap kali diantar naik mobil saya capek luar biasa. Sepanjang jalan kaki saya terus-terusan nekan ke bawah, seolah ikut injek rem tiap selisihan sama mobil lain.
Belum lagi senam jantung, tiap bliau nyalip atau pas tikungan dan papasan dengan mobil lain.
Tapi yang namanya Pak Suami ini memang pantang menyerah. Malah berani-beraninya pinjem mobil orang yang kinclong dan melewati jalanan yang super ramai. Hebatnya lagi, dengan muka santai. Istrinya yang pucat pasi.
Setiap ada kesempatan beliau selalu gunakan untuk 'melancari' naik mobil. Ga cuma saya yang ditawari tapi siapa saja. Ternyata mereka mau dan smua tenang-tenang saja saat suami yang jadi driver-nya.
Lama-lama saya pun mau diajak lagi. Awalnya sih klo sudah kepepet bener. Secara ga langsung saya meraskan dan menyaksikan kemajuan kemampuan beliau.
Rasa gugup berkurang. Trauma pun mulai hilang. Hingga akhirnya bisa menikmati perjalanan.
Masalahnya bisa jadi sama dengan para pengemban dakwah yang basic-nya bukan ulama atau anak ulama. Bukan pula lulusan pondok. Atau minimal alumnus jurusan dakwah di fakultas Islam.
Malahan kita adalah sosok yang juga baru berhijrah. Karena dakwah itu kewajiban bagi semua yang balig, maka kitapun berupaya melakukannya.
Pasti awal-awalnya susah, banyak yang risih bahkan nolak. Karena mereka meragukan kita.
"Lha kamu siapa, sok ngajak-ngajak saya."
"Anak kemarin sore, udah sok ngomong agama terus, emang tahu apa."
Sebenarnya itu hal biasa. Apalagi mereka yang dulunya kenal kita sering berbuat yang engga engga. Jangan berduka.
Lanjutkan saja, sampaikan pada yang lainnya. Pasti ada kok tang bisa nerima kita. Kayak temen suami saya itu langsung mau aja beliau ajak.
Menyaksikan itu, penilaian saya mulai berubah. Maka orang lain pun akan menyaksikan keistiqomahn dan kemampuan kita yang mulai terlihat nyata. Hasil keistiqomahan kita.
Dulu saat awal-awal saya ngaji, lalu berjilbab (gamis) orang tua sempat ga setuju. Kamu bakal susah beraktivitas. Bahkan sempat dikira aliran sesat.
Lama-lama bermodal istiqomah, bliau mulai percaya dengan apa yang saya sampaikan. Malah sekarang suka nanya-nanya. Meski tak semuanya beliau pakai.
Yang pasti beliau tak mempermasalahkan lagi jika ada beda. Karena beliau sudah tahu, jika kita sudah mengambil sesuatu itu atas dasar ilmu, bukan nafsu.
Umatpun begitu. Jika para pengemban dakwah ini istiqomah dengan apa yang disampaikan. Terus menampakkan perjuangan walaupun berbagai rintangan. Maka suatu hari mereka akan sudi mengikuti.
Bayangkan aja andai saat saya menolak diajak suami saya langsung berhenti nyetir. Maka sampai sekarang beliau tetap belum mahir. Sayapun pasti masih tak mau diajak sm bliau.
Begitulah saat ajakan ber-Islam kaffah belum diterima umat. Bisa jadi karena mereka belum ada kepercayaan pada kita dan ide yang kita sampaikan.
Jika kita berhenti, maka umat semakin menjauhi. Sementara ajakan pada kerusakan semakin menjadi-jadi. Selalu dipertontonkan hari-hari, hingga seolah layak diikuti.
Karenanya keistiqomahan pengemban kebenaran sangat diperlukan. Apapun yang terjadi, teruslah sampaikan. Perjuangkan! Hingga suatu saat kebenaran itu terang benderang.
Mumpung Ramadan, bulan penuh berkah. Mari dekap istiqomah, meraih kepercayaan ummah, kokohkan dakwah. Demi tegaknya Islam kaffah. #KhilafahAjaranIslam
-Wati Umi Diwanti-
Ramadan7, 23.05.18
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Posting Komentar